Detik Masa

Nurul Jefa
Chapter #12

Keberhasilan Pertama

Gedung pusat kota. Aku sudah berada di sini sejak 2 jam yang lalu. Ini baru pukul 10 pagi, lomba akan dimulai sekitar 1 jam lagi. Aku duduk bersebelahan dengan Tiara. Namun, kami saling mengunci mulut masing-masing. Aku sendiri ragu untuk mengajaknya berbicara. Responnya pasti akan mengecewakan. Jadi aku lebih memilih untuk diam.

  Tiara asyik berkutat dengan Handphonenya. Sepertinya hanya sekadar scroll-scroll tidak jelas. Terlihat dari ekspresi wajahnya yang datar. Dia begitu tenang menghadapi lomba ini. Kenapa aku bisa gerogi seperti ini. Bahkan untuk memainkan Handphone saja rasanya tidak sanggup. Aku sangat gugup. Semoga saja aku bisa memberikan hasil terbaikku.

  Kursi ruangan sudah terisi penuh dengan peserta lomba dari sekolah-sekolah lain. Masing-masing bercakap dengan teman satu sekolah mereka. Hanya aku dan Tiara yang membisu.

  “Hai?”

  Tiba-tiba ada yang menyapaku. Dia cowok, entah dari sekolah mana. Yang jelas lomba ini diperuntukkan pada tingkat SMA/SMK sederajad.

  “Eee, hai.”

  Sedikit senyum kuberikan. Wajahnya ramah, gayanya berseragam terlihat sederhana tapi elegan. Senyumnya sangat manis, suaranya pun terdengar sangat lembut. Padahal dia cowok.

  “Kenalin, namaku Revan.”

  Dia mengulurkan tangannya. Aku ragu ingin menyambutnya. Tapi jika tidak kusambut maka dia pasti akan mengira aku sombong. Perlahan kuulurkan juga tangan kananku.

  “Aku, Sanu.”

  “Wah, nama kamu unik ya.”

  “Terima kasih.”

  Sepertinya dia anak yang baik. Bahkan rasanya aku lebih nyaman berbincang dengannya dari pada dengan Tiara. Karakter cowok ini seperti Kak Jian. Murah senyum dan ramah.

  “Maaf ni kalau lancang nanya. Di samping kamu itu temen satu sekolah kamu kan?”

  “Iya, emang kenapa?”

  “Aku perhatiin kalian diem-diem aja dari tadi. Kayak canggung gitu. Hehe, maaf ya nanya gitu.”

  “Oh, iya enggak papa kok. Iya emang agak canggung, soalnya dia kakak kelasku.”

  Revan mengangguk tanda mengerti. Untung saja dia tidak terlalu mempermasalahkan dengan jawabanku. Karena sebenarnya kecanggungan kami bukan karena berbeda angkatan.

  Para juri sudah menempati kursi masing-masing, pertanda waktu lomba akan segera dimulai.

***

Lihat selengkapnya