Detik

Vidharalia
Chapter #18

Detik 16 - Nessie & Misha

Detik 15 - Nessie & Misha

Diantara kumpulan cowok-cowok itu, Angga lah yang sedari tadi sewot. Mood-nya berantakan sebab gadis yang duduk manis disamping Regan, siapa lagi jika bukan Misha. Padahal niat mereka main kerumah Nevan ingin kumpul-kumpul, sudah lama tidak main bersama seperti itu. Namun ada pengganggu yang merusak semua rencana Angga dengan halus.

Nevan yang notabene pemilik rumah hanya bungkam, tidak bisa berkata apa-apa juga. Lagipula tidak mungkin ia mengusir Misha, tidak sopan jika mengusir seorang tamu, bukan?

Bahkan Ghani yang temannya Misha sendiripun ikut kesal, baginya Misha memiliki niat buruk kepada Regan dan Aletta. Namun Ghani tak pernah mau mengungkapkan itu, karena takut akan menimbulkan fitnah dan nantinya ia berdosa besar yang lebih parah daripada membunuh.

Kini, Regan tengah asik bersama Zico, membahas masa-masa Zico menyatakan cintanya pada Amarta. Sesekali Regan berdecak kala Misha merengek kepadanya untuk diajak berbicara juga, seperti berkata 'gak enak tau didiemin', benar-benar menjengkelkan.

"Mikirin apa sih?" Tanya Misha di kala Regan termenung secara tiba-tiba.

"Aletta," ungkapnya tanpa ada kebohongan. Misha tahu, sebab mata Regan memancarkan kejujuran yang membuat dada Misha terasa berat.

"Aletta udah besar kali, bisa jaga diri baik-baik."

"Terus? Gue gak berhak gitu buat mikirin dia?"

Misha tersenyum kecut dengan samar. "Bukan gitu maksud gue, Gan."

"Terus maksud Lo apa?"

"Lo gak usah se-khawatir kayak gitu juga, terlalu berlebihan."

"Gimana gue gak berlebihan, tadi siang itu Aletta belum sempet makan karena harus beresin buku di Perpus."

"Gak makan sekali doang gak bikin tuh anak mati kan?"

"Misha!"

Misha tersentak, ia menatap dengan wajah tidak percaya. Regan membentaknya hanya karena ia berkata seperti itu.

"Lo gak biasa berada dimasalah berat ya? Sampe-sampe Lo marah hanya karena masalah sepele kek gitu," 

Regan tertawa sumbang selama beberapa detik. "Bukan urusan elo kan, mau gue udah ngerasain hal berat atau belum?"

"Lo gak punya hak buat nilai hidup gue, Sha." Ujar Regan, pelan namun membuat Misha makin merasakan sesak. Regan hanya kesal, ditanya hal seperti tadi oleh Misha. Gadis itu tidak tahu betapa berat hidupnya dulu, sebelum para teman-temannya datang dan juga Aletta sebagai peringan hidupnya sementara.

Misha berkata semena-mena, ia asal mengucap tanpa tahu aslinya kehidupan Regan seperti apa. Sangat berat, bahkan Misha sendiri tidak mampu memikirkannya jika sudah tahu.

Dari orang tuanya yang meninggalkan seorang diri, lalu para teman palsu yang datang hanya karena untuk memanfaatkan Regan saja, saudara-saudaranya semua pun juga seperti itu. Tetapi apa? Dengan entengnya Misha bilang Regan belum pernah merasakan masalah yang berat, dan marah karena hal sepele?

Lihat selengkapnya