Detik 19 - One Issue Change Everything
Hidup akan terasa melelahkan jika kita terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan. Tapi kalau terlalu sering dikatakan, membuat kita sulit untuk melupakan dan mengacuhkannya. - Aletta Aditama.
Dari Aletta baru sampai di sekolah, hingga kini ia berjalan ke kelasnya, orang-orang menatapnya terus tanpa henti. Tatapan yang berbeda dari biasanya, seolah ada yang tidak benar di diri Aletta.
"Ini perasaan gue aja atau emang bener, orang-orang makin banyak yang ngomongin gue?" Tanya Aletta pada dua temannya yang berdiri disamping kanan dan kiri, dengan raut wajah garang seolah-olah mereka sedang menjaga sesuatu yang sangat berharga.
"Sebenernya...."
Adena menepuk dahinya kala mereka sudah sampai di kelas, dan Aletta melihat semua yang berada di dalam ruangan itu. Dimulai dari papan tulis, loker, hingga mejanya yang penuh dengan coret-coretan. Salah satu kalimatnya adalah beberapa gosip yang kemarin adik kelasnya bicarakan. Rumor yang entah darimana asalnya itu, tentu tidak benar.
Tidak pernah sekalipun Aletta mendekati cowok duluan, apalagi menjual diri seperti gosip tersebut. Gosip lain mengatakan jika Aletta 'mengguna-guna' Regan supaya suka dengannya.
"Kalau gue melet Regan, gue gak mungkin nolak dia sampe sekarang," sahut Aletta tenang, walaupun kepalanya terasa akan diledakkan oleh amarah.
"Bisa aja kan lo akting sok jual mahal, biar seolah-olah lo dikejar," balas Mitha dengan nada tidak suka.
"Emangnya lo bayar tuh dukun berapa sih biar nurutin bocah SMA macem lo?"
"Buang-buang uang untuk bayar dukun, dan ngabisin waktu dengan sia-sia untuk akting jauhin Kak Regan padahal ngarep dikejar." Aletta memutar kedua bola matanya jengkel. "Sorry, gue bukan tipe orang yang peduli sama gosip murahan buatan kalian."
Ingin rasanya penghuni kelas untuk menyerang Aletta lebih sadis lagi, namun kehadiran guru membuat mereka mengurungkan niatnya.
"Tolong bersihkan segala hal yang tidak penting, sekarang!"
Tubuh Aletta terasa seperti diikat kuat-kuat hingga dadanya sesak dan sulit bernapas. Tahapan-tahapan kebencian mengarah padanya, membuat Aletta risih dan bergerak gelisah. Di Sergai rasa takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, tidak bisa dipungkiri jika nanti akan ada hal yang mungkin lebih parah dari pagi ini.
Selama pelajaran, Aletta tidak bisa konsentrasi. Raganya memang berada di belakang Adena, namun pikirannya melayang memikirkan siapa yang tega melakukan ini semua.
Seingatnya, selama ia pindah di SMA Tunas Bangsa, tidak pernah sekalipun mencari gara-gara. Apakah perkataan Amarta dan Adena dikala mereka baru kenalan itu benar?
Siapapun yang punya urusan sama Regan, akan diserang oleh penggemar-penggemarnya dengan cara apapun. Terlebih, mereka tidak peduli jika tingkat sadisnya sangat tinggi.
****
"GAN! REGAN!"
"ALETTA MASIH DI SERANG!"
Regan mengeratkan kepalan tangannya emosi. Kemudian cowok itu membanting plastik berisi kertas-kertas bertuliskan segala macam tentang Aletta. Dan hal itu membuat Ghani terjengkit kaget sembari mengusap dadanya.