Detik

Vidharalia
Chapter #29

Detik 27 - Last Play With Her

Detik 27 - Last Play With Her

"Udah siap?" tanta Regan, ia langsung berdiri layaknya orang yang sudah tidak sabar untuk pergi. 

Aletta hanya tersenyum kecil lalu melanjutkan langkahnya untuk menuruni anak tangga. Di ruang tamu sudah ada Regan, Mamanya, dan juga Alkan. Tadi saat Aletta sedang bersiap-siap, mereka bertiga berbincang banyak hal. Dari yang awalnya membahas tentang SMA Tunas Bangsa hingga ujung-ujungnya ke drama korea kesukaan Bu Tiara.

Perasaan Aletta tidak bisa diajak bekerja sama sekarang, bahkan sampai-sampai perempuan itu takut jika berdiri di dekat Regan, Regan dapat mendengar degupan jantungnya yang keras. Rasanya ingin meluruh jatuh saja.

"Emang mau jalan kemana sih?" tanya Aletta sinis. Walaupun dilain sisi perempuan itu senang karena sudah lama tidak diajak jalan-jalan, tapi dia tidak bisa menghilangkannya sifat asli yang sudah mengakar dalam dirinya, yaitu galak.

"Mau nyulik lo bentar," balas Regan lalu ditepuk pelan oleh Bu Tiara.

"Kalo penculiknya ganteng begini sih Mama gak perlu khawatir," ucap Bu Tiara bercanda.

Aletta sudah merasa tidak nyaman dari tadi, sudah bisa ditebak jika Mama dan Kakaknya itu pasti akan menggodanya. Karena ini pertama kalinya seorang Aletta Aditama pergi bersama seorang laki-laki.

"Yaudah ayo," ajak Aletta tidak mau berlama-lama, takut Mamanya semakin gencar untuk meledeknya. Namun ucapan perempuan itu justru terkesan seperti dia yang sudah tidak sabar untuk pergi berduaan dengan Regan. Bu Tiara dan Alkan sempat salah paham selama beberapa saat.

Kening Regan mengerut selama beberapa detik lalu wajahnya terlihat biasa lagi. Laki-laki itu menarik satu sudut bibirnya, membuat seringaian. "Padahal masih mau ngobrol, tapi kamunya udah gak sabar gitu. Jadi yah yaudahlah, ayo!"

Bu Tiara dan Alkan tergelak ngakak di ruang tamu, mendengar ucapan Regan yang menjahili Aletta. Memang pada dasarnya Regan tidak akan pernah berhenti berbuat jahil, apalagi mengusili Aletta itu sangat seru. Seperti sekarang contohnya, baru digituin saja Aletta sudah memerah wajahnya bak kepiting rebus. Dengan bibir yang dikerucutkan ke depan, pura-pura ngambek.

"Awas aja kalau lo bawa ke tempat yang gak gue suka, ajal otw for you Mr. Antares!" 

"Ngancemnya yang mendingan dikit dong sayang, serem kalo bawa-bawa ajal," Regan mengedipkan sebelah matanya menggoda membuat Aletta mendengus jengkel.

Suara tawa Bu Tiara dan Alkan semakin kencang ketika pada akhirnya Aletta meninggalkan Regan, berjalan keluar rumah duluan karena sudah tidak tahan. Wajahnya terasa panas sekarang, malu jika dilihat Mama dan Kakaknya.

"Wah, parah banget," cibir Alkan ketika mendapati adiknya sudah duluan keluar rumah tanpa pamit. Seketika Aletta ingat karena sindiran Alkan, lalu perempuan itu melangkah ke teras dan Salim pada Mamanya, dan terakhir pada Alkan meskipun terpaksa.

"Pinjem dulu ya Tante," izin Regan sopan yang mendapat tawa renyah dari Bu Tiara. Laki-laki itu membukakan pintu mobil untuk Aletta dan berjalan ke sisi sebelahnya, mengendarainya dengan kecepatan rata-rata. Membelah jalanan ibu kota yang tidak padat padahal sekarang adalah weekend.

Mobil Regan berhenti pada parkiran Rami Cafe, tempat dimana Aletta sering kumpul bersama A-Four guna mengisi waktu luang. Sebelumnya Aletta juga pernah bersama Regan disini, ketika teman-temannya mengajak kumpul bersama teman-teman Regan. Dan tepat pada hari ketika Regan mengungkapkan perasaannya.

Aletta turun, tatapannya seperti orang linglung. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya, kemudian menatap Regan.

"Kok kesini?"

"Mau beli es krim kan?" Bukannya menjawab, Regan justru bertanya balik.

"Kalo es krim doang kan bisa beli di minimarket, ngapain harus kes—,"

Regan tidak menjawab, melainkan hanya tersenyum guna menanggapinya kemudian masuk duluan.

Regan duduk dibagian Takeaway, bukannya di bagian biasa mereka duduk. Itu membuat Aletta makin terheran, maksud Regan apa?

"Ngapain duduk disini?"

"Lo sekarang jadi titisannya Dora ya?" 

Aletta berdecak kesal kemudian diam seribu bahasa. Membungkam mulut supaya tidak berbicara apapun lagi. Hanya mengetikkan pesan-pesan di chat-nya kepada teman-temannya. Siapa tahu akan terjadi hal tidak terduga. Aletta takut jika akan terjadi sesuatu nanti, apalagi kondisi kesehatannya kian memburuk akhir-akhir ini. Jadi ia memberitahu dimana lokasinya berada dan sedang melakukan apa.

Sama sibuk dengan urusannya sendiri, Regan juga tidak mengajak Aletta untuk berbincang. Sambil menunggu pesannya, ia hanya melihat-lihat instastory dengan raut wajah tidak niat. Dan ketika pesanannya sudah jadi, bukannya di makan, namun Regan bangkit dari duduknya. Seperti hendak pergi lagi, padahal belum sama sekali menikmati pesanannya itu.

"Ayo pergi lagi,"

Aletta masih menurut, gadis itu tidak mau bertanya apa-apa lagi. Kesal jika dirinya disama-samakan dengan kartun yang biasanya membuat orang-orang kesal setengah mati. Selalu bertanya dan diulang-ulang padahal dia sendiri melihatnya, itulah gadis berambut pendek yang setiap hari memakai baju warna pink dan mempunyai sahabat kera.

Lihat selengkapnya