Devian Rand bukan DUDA

Nia ernawati
Chapter #1

Awal kekacauan

              Suara teriakan dan makian terus terdengar sejak beberapa menit lalu membuat seorang pemuda memperhatikan dengan raut kesal.Dia duduk di sofa ruang keluarga dengan sesekali mengeratkan genggaman tangannya.Matanya terlihat gelap menahan amarah karena pertengkaran orangtua dan kakaknya.        Devian rand,pemuda itu menatap orangtua dan kakaknya yang sedang bertengkar hebat karena suatu kesalahan masa pacaran.Karena suatu kehamilan yang terjadi dan membuat masa depan para pelakunya dalam kesuraman.          Devian menatap seorang wanita yang sedari tadi hanya bisa menangis dengan wajah tertunduk.Wanita cantik bernama kiara,kekasih kakaknya yang hamil karena hubungan diluar nikah itu.Devian sangat tau kalau wanita itu benar-benar menyesal dan merasa bersalah.Sejak wanita itu datang bersama kakaknya,matanya sudah terlihat merah dan membengkak.Wanita itu terlalu banyak menangis.         "Dave tidak akan menggugurkan kandungan kiara ma.Sudah cukup kami berbuat dosa dan kami tidak akan menambah dosa kami lagi dengan membunuh janin kami.Dave akan bertanggung jawab penuh pada kiara."          Dave berteriak lagi tidak mau mendengarkan perintah orangtuanya.Sudah cukup dia mendengar celotehan dan hinaan pada wanita yang dicintainya.          "Jadi kau lebih memilih wanita itu daripada kami orangtuamu sendiri.Dave,,,apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan.Masa depanmu masih panjang dan kau tidak harus mengahancurkan masa depanmu demi wanita itu!"           Papa dave yang tidak terima kalau putranya itu bertanggung jawab masih tidak mau mengalah.           "Masa depan dave adalah kiara dan anak didalam kandungan kiara pa.Dave tidak akan menelantarkan mereka."          "Jangan konyol dave!"          "Apapun yang terjadi dave akan tetap bersama kiara."          "Kenapa kau sangat keras kepala?"          "Dave mencintai kiara."          Suara dave melembut sambill menatap kiara yang masih terisak.          Devian yang melihat semua itu masih terdiam tidak berkomentar apapun.Dia hanyalah remaja yang masih bersekolah dan belum pantas untuk ikut campur urusan rumit seperti itu.Hanya saja,devian merasa sangat menyayangkan dengan sikap kedua orangtuanya.Mereka tidak seharusnya bersikap kejam pada dave dan kiara.Apalagi meminta sepasang kekasih itu untuk menggugurkan kandungan.Devian sangat setuju dengan sikap kakaknya yang ingin bertanggung jawab.Memang itu yang seharusnya mereka lakukan,menurut devian.           "Aku tidak menyangka mama dan papa menjadi orang yang sangat kejam.Kenapa mereka harus melakukan hal itu?"           "Devian,,,papa,mama dan dave akan pergi ke rumah kiara.Kami harus mendiskusikan sesuatu.Kau baik-baik dirumah."            Papa devian berjalan mendekati devian dan bicara dengan nada gusar.Terlihat sekali jika papanya sedang emosi dan terburu-buru.           "Iya pa."           "Dev,mama pergi dulu oke."           Mama devian menghampiri putranya dan memeluknya sekilas.           "Iya ma,hati-hati."           Papa dan mama devian berjalan keluar dengan cepat.Sedangkan dave dan kiara masih berada diruang keluarga.Dave masih berusaha menenangkan kiara yang terus saja menangis.          Devian beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati dave,kakaknya.Dave yang menyadari keberadaan devian menoleh,menatap adiknya sendu.          "Kacau sekali bukan?"          Dave tertawa getir dengan keadaan yang menimpanya.          "Kalian berdua bersalah tapi papa dan mama juga bersalah.Tolong jangan gugurkan bayi tidak berdosa itu.Jangan gugurkan anak kalian."          Devian berucap pelan berharap dave dan kiara masih bersikukuh dengan keinginan mereka.Kiara mendongak menatap devian lekat.          "Orangtuaku juga tidak menyetujui keputusan kami.Aku juga tidak ingin kehilangan bayi ini."          "Kalau begitu berjuanglah bersama kakakku.Hapus airmatamu dan hadapi semuanya."          "Devian!"          Dave tidak ingin devian terlalu menekan kiara.          "Berjuanglah demi anak kalian."           Devian beranjak meninggalkan dave dan kiara.Dia hanya ingin memastikan kalau mereka tidak akan melepaskan calon malaikat kecil untuk menambah dosa.          Kiara menatap kepergian devian sambil menghapus airmatanya perlahan.Dia merasa meskipun devian lebih muda tapi pemikiran anak itu tergolong dewasa.         "Devian benar.Dave,ayo kita berjuang bersama.Aku tidak ingin kehilangan bayi kita."         Kiara menggenggam erat tangan dave yang tersenyum lembut.Pria itu mengangguk dan mengusap rambut kiara perlahan.         "Aku akan selalu bersamamu kiara.Ayo kita berangkat sekarang."         Kiara dan dave beranjak dari duduk mereka.Sudah saatnya menjadi orang yang lebih kuat untuk berjuang bersama.

Lihat selengkapnya