Suasana bulan ke tiga tahun ini sangatlah berbeda, duduk termenung mengasihi diri yang seakan jatuh pada lubang kehampaan, bukan tanpa sebab... sembilan tahun yang lalu di dalam dunia maya ku tak sengaja mendapatkan sosok Dewi nan anggun.
Cantik betul ni kaum hawa, sayang jika aku tak mendapatkannya, bisik kenakalan ku pada diri setelah tak sengaja melihat foto senyum bibir wanita dalam dunia maya.
Assalamu'alaikum, sapa ku yang ingin bersegera mengenalinya.
Beberapa menit tanpa jawaban.
Ah lama betul cewe ni balas!!, kegundahan hati mulai menyeruak.
Ah ku tutup saja facebook ku ini, tapi tunggu...barang kali beberapa menit lagi dia akan membalasnya, bisik hati yang tak mau menyerah.
Selang beberapa lama setelah ku habiskan waktu untuk sekedar bermain game kesukaan karena gusar menunggu balasan, tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel.
Wa'alaikumussalam, balasan wanita itu.
Tanpa basa basi, namun sebenarnya menjengkelkan ku mulai bertanya macam pertanyaan pada umumnya.
"Nama kamu siapa?? Tinggal dimana?? Kita ketemuan yuk??" (Haha menjengkelkan bukan).
"Iya nama ku Dewi tinggal di Kota Padi, Ketemuan...Yasudah jika berkenan temui aku lepas isya di taman kota" jawaban dari seseorang yang baru ku kenal.
"Senja lembayung telah redup
Ratu malam berdandan siap menyinari
Lepas maghrib anak-anak bermunculan
Sebab hendak menghadiri pengajian
Sepinya hati sebab lupa akan tuhan
Berhatilah melangkah jika ragu
Bisik keburukan selalu mengintai
Maka berhatilah agar buruk tak
mengganggu
Nasihat orang tua tak boleh lepas
Bagai tali tergigit geraham
Kuat sekuat-kuatnya."
Tanpa menunggu ratu malam meredupkan atap atap langit ku mulai berdandan bak macam lelaki bangsawan pemilik tahta kerajaan, rambut belah kanan kesukaan mulai terukir, celana panjang dengan baju kaos sederhana namun terlihat berwibawa telah terpakai, tak lupa sepatu kesayangan hasil jerih payah ku pasang pada kedua kaki.
Ah sudah siap, gumam ku kepada diri dalam cermin.