Dewi Sang Bidadari

BUNGSU BER-SYAIR
Chapter #4

#4 Kecurigaan Yang Salah

"Mentari pagi dengan gagah menyinari indahnya dunia

Kicau burung yang tengah kasmaran terdengar syahdu bergema

Ranting pohon berjatuhan tak terdengar tangisan menyakitkan

Setiap insan terbangun dari pembaringan tak bersorak tak jua terbungkam."

Seperti kehidupan keluarga di pagi hari pada umumnya, Mamah yang sedang memasak di dapur untuk Ayah yang hendak pergi bekerja dan adik semata wayangku yang telah bersiap untuk pergi kesekolah menengah pertamanya tiba tiba memanggil ku yang dari tadi sedang asik menonton televisi sebab memang hari ini aku tak mempunyai tugas satupun dari kampus.

"Solihin kesini nak" panggilan Mamah kepada ku dengan nama kesayangan nya yang memang mungkin hari ini aku memang harus mengikhlaskan saja bahwa namaku itu memang benar Solihin.

"Iya Mah ada apa" sahut ku yang bergegas menghampiri Mamah.

"Hari ini Mamah ada urusan, jadi tolong kamu datang ke acara tarian adik mu ya" perintah Mamah yang menyadarkan ku bahwa memang dari tadi adik telah memakai pakaian tarian untuk menjadi bagian dari pengisi acara pelepasan kakak kelasnya(Pantasan saja dari tadi ku ingin sekali bertanya kepada adik, kenapa pagi pagi begini dia sudah memakai pakaian tarian adat Sunda??).

Selepas kami sarapan dan Ayah beserta Mamah berpamitan, aku dan adik segera bergegas menuju acara, maklum adik ku pentas di bagian awal, jadi pantang bagi kami untuk telat hadir.

Sesampainya kami di tempat acara, adik ku langsung menuju kawanan nya dan bersiap level siaga karena acara akan segera di mulai.

Dalam gaduh nya suasana ku bersegera menuju tempat duduk yang telah dipersiapkan oleh panita, tanpa menunggu lelahnya bersabar, acara pun akhinya di mulai.

Acara pertama pembacaan ayat suci Al Quran, setelah itu sambutan dari kepala sekolah dan kemudian ini yang ku tunggu tunggu, adik ku telah tampil di atas panggung, sontak kakak kesayangan nya ini pun bergegas menuju depan pangggung dan langsung bersorak penuh semangat menyemangati adiknya.

Tapi rupanya dari bangku kira kira barisan ke lima, ku perhatikan ada seorang wanita yang sedang memperhatikan ku dengan senyuman nya yang begitu indah, iya dia Dewi sedang memperhatikan.

Masih dalam suasana tarian adik, aku datangi Dewi namun dalam pikiran curiga ku bertanya kepada diri, Kenapa dia ada disini??.

"Hai" sapaan ku yang telah berada di depan Dewi.

"Ko kamu ada disini??" lanjutku.

"Kamu sendiri kenapa ada disini??" sela Dewi.

Lihat selengkapnya