"Eh kalian sudah pulang" ucap ku yang menyabut kepulangan keluarga cendana.
"Ya kakak kemana saja, kasian gak di ajak hahaha" ucap adikku yang langsung menuju ruang tamu dengan tawanya yang merendahkan.
"Emang habis dari mana Mah??" tanya ku kepada Mamah yang sedang membuka sepatu.
"Biasa nih habis jalan jalan, oh iya Mamah belikan kamu makanan nih" lanjut Mamah yang kemudian mengambil makanan yang dari tadi terpegang oleh tangan Ayah.
"Hemm mantap, makasih Mah.. Ayah" timpal ku yang telah memegang makanan.
"Dek kakak punya sesuatu dong" ucapku menghampiri adik di ruang tamu.
"Apa ka??" tanya dia dengan penuh semangat.
"Ini dong makanan" ujar ku seraya menjulurkan plastik putih berisi makanan yang tadi di beri oleh Mamah.
Krik krik krik... begitulah irama kesunyian yang melanda antara kami berdua.
Dengan wajah yang terlihat cemberut adik berujar... "Yaelah itu sih aku sudah tahu, orang yang memesan makanan itu aku" timpal dia yang memalingkan wajahnya.
"Ooooh" jawabku yang lalu pergi meninggalkan dia menuju kamar sebab tak ingin makanan ini terbagi dengan dia.
Bukannya aku pelit, hanya saja dia sudah enak jalan jalan sama Ayah dan Mamah sedangkan aku malah ditinggalkan dicampakkan dan dilupakan, ooh malangnya diri ini.
"Berjalan menyusuri lorong kehampaan
Merasa diri ini terasa begitu terasingkan
Ingin ku berteriak uwow
Namun setelah di pikir untuk apa."
"Ji itu Mamah lu bukan??" tanya Apri yang mengintip dari kamar.
"Iya" jawabku.
Terdiam dia lalu berkata, "Ooh iya itu gimana rencana lu??" tanya Apri.
"Ooh iya gua lupa" timpal ku.
"Eh buset...gimana sih lu" sela dia yang kemudian memalingkan wajahnya ke arah tangan ku seraya berkata..."Hmmm bau apaan sih ini?? en..nak bener..."