Sesampainya kami di depan rumah ku setelah tersasar cukup lumayan jauh.
Selepas turun dari sepeda motor, kami sempatkan waktu yang sedikit ini untuk sekedar membuat sebuah rencana bagaimana cara menghadapi Mamah Ayah dan Risma adik kecilku nanti.
Setelah rencana dibuat, namun rasanya bukan rencana yang kami buat melainkan perbincangan yang sebenarnya kami tak mengerti secara dalam.
Aku dan Dewi memberanikan diri untuk pergi menuju medan perang menemui Ayah dan Mamah yang sedang menunggu kedatangan kami di singgah sananya.
"Assalamu'alaikum Mah... " teriak ku yang sudah berada didepan pintu.
"Iya wa'alaikumussalam" sahut Risma yang terdengar begitu kencang.
"Dewi apa kamu siap??" tanya ku kepada Dewi seraya menatapnya dengan tajam.
"Iya Aji aku sudah siap" jawab Dewi yang seakan tak takut dengan apa yang akan dihadapinya.
Perlahan tapi pasti, pintu yang ada dihadapan ku mulai terbuka, dengan kilauannya... keluarlah sosok makhluk seraya berkata, "Akhirnya kakak sudah sampai." ujar Risma.
"I... iya" timpal ku kepada makluk itu yang sebenarnya adalah Risma.
Dengan senyuman yang begitu manis, Risma kemudian menoleh ke arah Dewi.
"Jadi ini ka pacar kakak??" tanya dia.
"I... iya" jawabku kembali.
"Hmmm cantik juga" ucap Risma yang kemudian mencium tangan kanan Dewi.