Dewi Sang Bidadari

BUNGSU BER-SYAIR
Chapter #19

#19 Luka Hati

Dari hasil kecelakaan, aku medapatkan luka yang serius, kaki kanan patah tulang, sekujur tubuh memar, dan paru paru yang bocor.

Dua bulan lebih tiga hari aku menjalani perawatan, sebulan lebih tujuh hari aku berada difase kritis, dan sisanya hanya pemulihan agar aku bisa kembali sehat.

Senang sekali ketika aku kembali ke rumah, lagian juga siapa sih yang ingin berlama lama mendapatkan perawatan dirumah sakit.

Beberapa hari ketika aku sudah berada di rumah, para saudara teman tetangga datang silih berganti menjenguk ku dengan membawa ucapan pada umumnya, "Alhamdulillah Aji sekarang kamu sudah sehat."

Walaupun kedatangan mereka telah membuat aku bahagia, namun tidak sepenuhnya bahagia dapat dirasa, karena selama aku berada dirumah sakit, selama itu Dewi tak pernah mendatangi ku.

Rasa cinta dan sayang kepada Dewi seketika berubah menjadi rasa benci yang teramat sangat.

Bukan salahku jika itu terjadi, sekarang kalian bayangkan, jika kalian memiliki pasangan yang sudah kalian anggap sebagai separuh nafas kalian, tapi diwaktu kalian sedang dalam musibah dia malah tak datang, bukan satu hari atau dua minggu, melainkan dua bulan lebih, dan sudah barang pasti kalian tahu penyebab kecelakaan ini, iya kecelakaan terjadi karena sebab aku yang sedang memikirkan Dewi di tengah jalan.

Malahan kata Mamah yang selama ini menemani aku dikala kritis ialah Aisyah temannya Dewi, kalian sudah tahukan... aku dan Aisyah sebelumnya jarang sekali bertemu, tapi malahan ketika aku sedang di rawat Aisyah lah yang selama ini menemani ku.

Dan hari ini Aisyah telah pulang dari Bogor dan akan langsung menjenguk ku sore ini.

Tentunya sebagai seseorang yang telah berbuat baik kepada ku, aku akan menyambut kedatangan dia dengan baik.

Ku suruh saja Risma untuk membeli beberapa makanan ringan beserta minuman yang menyegarkan agar bisa menjadi cemilan Aisyah nanti dikala dia ada disini.

Aisyah terima kasih... tidak seperti Dewi, engkau sangat baik sekali kepada ku, gumam ku yang kemudian merehatkan badan.

Hujan di sore ini sangat besar sekali, bunyi guntur kian menggelegar bersahutan tak henti henti, aku yang sedang tertidur akhirnya pun terbangun dari mimpi.

"Mah sore ini hujan??" tanyaku kepada Mamah yang menjagaku.

Lihat selengkapnya