Dewi Sang Bidadari

BUNGSU BER-SYAIR
Chapter #21

#21 Terima Kasih

"Gak apa apanya bagaimana ka??" tanya Risma seraya mendekat lalu menempatkan tangannya di atas dahi ku sembari berujar, "Kalau ada apa apa ngomong ka, jangan dipendam."

Wah baik juga nih bocah, selama ini kan gua suka ngeledekin dia, tapi sekarang waktu gua sakit, Risma malahan termasuk orang yang benar benar mengkhawatirkan kondisi gua, bisik ku yang kemudian melanjutkan... mulai sekarang gua akan memperlakukan adik gua ini dengan baik, Risma maafkan segala kalakuan buruk kakak selama ini ya.

"Ko kakak malah bengong lagi" ujar Aisyah yang mengejutkan ku.

"Enggak ko, tadi cuman lagi mikirin doang" ucapku.

"Mikirin apaan ka?? ngomong kalau ada uneg uneg" sela Risma kembali.

"Engga ko Risma, kakak cuman lagi mikirin..." jawabku sembari mengelus kepala Risma yang kemudian berkata, "Itu enak gak sih biskuitnya" lanjutku yang mengalihkan pembicaraan seraya menunjuk ke arah biskuit.

"Enak ka" sahut Risma.

"Kamu mau?? yasudah nih biskuitnya" seru Aisyah yang langsung mengambil biskuit.

Karena tak ada alasan aku untuk menolak tawaran Aisyah, akhirnya aku memilih untuk mengambil biskuit yang ada ditangan Aisyah.

"Wah enak" ucapku yang telah memakan biskuit.

"Risma makan juga dong biskuitnya, dan kamu Aisyah itu biskuitnya" timpal ku.

"Iya" jawab mereka serentak.

Teringat akan sebuah mimpi yang barusan terjadi, masa dimimpi... Gua didatangi sama dia, sudah gitu dia memberikan gua balon udara seraya bilang... "Jaga balon udara ini, mulai sekarang kutitipkan kepadamu" sumpah gua gak ngerti maksud omongan dia itu.

Bercanda gurau kami lalui malam, sesekali aku menggodai Risma dan juga Aisyah, sehingga beberapa kali mereka tertawa karena candaan ku.

Risma yang sedang duduk tiba tiba berdiri karena hendak keluar dari kamar untuk mengambil ponsel nya yang dia tinggalkan dikamarnya, aku dan Aisyah tetap berada dikamar.

Kami saling bertanya jawab seraya saling memandang untuk ketiga kalinya, sesekali juga kami saling bertatapan mata dengan waktu yang cukup lama, sehingga rasa mengagumi kepada Aisyah menjadi lebih besar dari pada yang sebelumnya.

Lihat selengkapnya