Sore hari telah sampai, Aisyah yang sendari tadi asik berbincang dengan Mamah berpamitan kepada ku yang sedang memberi makan Gamabunta kucing kesayangan ku.
"Kaka aku pamit pulang dulu" ucap Aisyah kepada ku yang sedang ada didepan teras.
"Ko cepet sudah mau pulang... kamu belum ngobrol loh sama aku" jawabku.
"Iya maaf, aku kan kesini pengen jenguk kamu ya, tapi dari waktu aku datang sampai mau pulang aku malah ngobrol sama Mamah, hahaha" ujar Aisyah kembali yang kemudian... "Boleh gak aku pulang" tanya Aisyah.
"Kalau bilang gak boleh nanti salah lagi" timpal ku yang berdiri kemudian berkata... "Yasudah kalau mau pulang biar aku antar kamu pake motor" lanjutku.
"Eh jangan, kesehatan mu kan belum sepenuhnya pulih" seru Aisyah yang seakan berteriak.
"Kenapa?? hitung hitung latihan, mau gak??" tanya ku.
"Enggak ah nanti takut gimana gimana" jawab Aisyah yang terlihat sedang mencari ide.
"Yasudah kalau kamu benar benar ingin mengantarkan aku pulang, antarkan saja aku sampai depan gang, tapi dengan berjalan kaki ya" lanjut Aisyah.
"Baiklah kalau begitu aku bilang Mamah dulu" ujarku yang langsung menuju Mamah.
Dengan celana levis bolong dibagian dengkul, aku mengantarkan Aisyah menuju depan gang rumah.
Kami tak banyak cakap saat sedang berjalan, bukannya aku sebagai lelaki tak memiliki nyali untuk mengajak Aisyah berbicara, hanya saja aku grogi ketika dia memandangku, jadi sudah tentu kan kalau aku ajak dia ngobrol, kami pasti saling bertatap mata, dan barang pasti aku akan jatuh cinta kepada dia, dan sungguh aku tak menginginkan itu.