Dewina's Burger

Rezki Kurniawan
Chapter #4

Burger 4 - Katakan Tidak Pada Keju Tipis, Serius!

Javana City - 2013

“Sama-sama, Nona Dewina Argilma. Kami sudah lama menanti kedatangan Anda.”

Aku terperangah, setelah pria berambut klimis itu memberiku ruang lalu melenggang pergi sebelum aku ingin menanyakan ‘mengapa keberadaanku telah lama dinantinya’. Saat ini aku berada di ruang bawah tanah Bank Central Equatoria, penuh dengan loker besi dengan keamanan tingkat tinggi (bagaikan ruang rahasia yang menyimpan barang penting para nasabahnya). Pertanyaan mengapa aku di sini langsung terjawab setelah aku membuka pesan dari botol yang aku temukan di pantai. Pesan itu berupa gulungan kertas menguning dan sebuah kunci berwarna perunggu (mungkin asli).

Jika hidupmu ingin berubah (tanpa basa-basi) datang ke BCE lalu tunjukkan kunci ini.

Pesan pendek dengan tulisan cakar ayam itu awalnya tidak membuatku percaya. Saat kembali ke Javana City dan kamar apartemen yang beruntung belum ada yang menyewanya lagi, kehidupan yang lama kembali bersambung. Aku masih menyimpan sedikit tabungan di BCE, sembari mencari lowongan pekerjaan. Seketika pesan itu mengingatkanku setelah satu minggu telah membacanya, aku selalu membawa kunci perunggu itu di dompet. Langsung saja aku membenahi penampilanku sebaik mungkin, dan mengenakan pakaian ala wanita karir yang lengkap dengan hak tinggi dan menggelung rambut dengan cepol kembar (mempertahankan sentuhan pink yang menarik perhatian). Aku ingin membuktikkan bahwa kunci perunggu dengan ukiran angka 777 bakal menunjukkan janjinya padaku adalah benar. Kini aku berhadapan dengan peti besi dengan angka 777 yang di taruh di atas meja oleh pegawai bank yang membawaku ke ruang bawah tanah, kemudian pria itu beranjak pergi, memberiku privasi seorang diri di tempat hening dan merinding dalam sunyi. Aku menghela napas rileks.

Sebuah lubang kunci pada peti besi, sembari aku menggunakan kunci perunggu itu yang lekas menampilkan layar yang melakukan pemindaian pada retina dan suara. “Dewina Argilma!” ucapku dan aksesnya diterima. Aku menata cepol rambutku dengan perasaan bingung, tidak pernah memiliki barang pribadi yang tersimpan di bank, sekarang peti besi itu justru menerima aksesku. Sambil benda logam mengilap itu membuka, sedangkan aku diselingi keringat penasaran dan dada kembang kempis khawatir. Seketika aku terkejut dengan mata membeliak tertuju pada tumpukan batangan emas yang entah berapa banyak jumlahnya dan sebuah buku tebal bersampul kulit yang tampak kuno. Sebuah laci rahasia di sisi peti besi otomatis membuka, mengeluarkan gulungan kertas menguning.

...

Apabila kamu membaca ini artinya kamu menemukan perubahan untuk hidupmu. Tidak perlu khawatir darimana asalnya, karena pada awalnya mereka dititipkan untukmu. Sekarang, kamu hanya memiliki tiga pilihan. Pertama, mereka tidak akan berakhir memberimu kebahagian hingga napasmu berhenti. Kedua, buku tersebut menuntunmu dalam permainan kehidupan yang lebih menyenangkan. Ketiga, segera tinggalkan mereka dan lupakan perubahan itu nyata. Pilihan ada padamu.

...

Lihat selengkapnya