Dewina's Burger

Rezki Kurniawan
Chapter #8

Menuju Semesta Keajaiban - Epilog

Hukuman penjara seumur hidup. Hakim mengetuk palu, mengakhiri proses pengadilan. Aku dengan setelan tahanan langsung digiring dua aparat bersenjata (anehnya mereka mengenakan setelan taktis, laiknya sedang mengangkut bom berhulu ledak tinggi). Undakan demi pijakan tangga kulalui dengan berat membawaku keluar dari pengandilan, sementara wartawan dan kamera ramai menyorot ke arahku. Tidak peduli untuk menutup wajah, biarkan dunia melihat pembunuh dengan burger ini. Di depan sana, sebuah mobil van besar hitam dengan jeruji pengamanan menungguku. Salah seorang dari aparat turut bersamaku, naik di belakang van. Kendaraan itu segera membawaku ke penjara.

“Pembunuh burger,” kata aparat itu (mengenakan topeng sehingga aku tidak tahu apakah dia ganteng atau berkumis nakal). “Padahal sudah lama sekali aku tidak menikmati burger buatanmu dan itu membuatku rindu.” Aparat bertopeng itu terkekeh. “Dan sekarang tubuhmu malah gendut.”

Aku mengernyitkan kening, suara dan perkataannya terdengar familiar di telinganku. “Aku tahu siapa kamu!” seruku, merasakan borgol di tangan semakin dingin mencengkeram. “Empat tahun, dan kamu tiba-tiba muncul seperti pengawal binatang buas. Mengapa kamu bisa ada di sini?”

Laki-laki itu membuka topengnya, menampakkan wajah verdomme yang ingin aku hantam. “Karena inilah tujuanku, dan pipi tembemmu itu malah terlihat imut, Dewina.” Seiring dia berpindah duduk di sampingku, samar terdengar suara gebukan keras saat van ini tiba-tiba berhenti. “Pergantian, lanjutkan! Arahkan kami ke H86.” Ichi berseru pada walkie-talky yang tersemat di setelannya.

“Ichi?” gumamku. “Itu bukan namamu. Itu bukan dirimu. Kamu bukan penjaga toko.”

Lihat selengkapnya