Di Antara Bintang Di Langit

Lirin Kartini
Chapter #2

BAB. 2 - Saat Istirahat di Kelas

“Oi, Lex!” Sapaan itu terdengar bebarengan dengan munculnya sosok yang seenaknya duduk di meja.

Pemilik meja tidak mengalihkan pandang dari gawai yang sedang dimainkannya. Matanya bergerak ke kanan dan kiri mengikuti gerak karakter dalam permainan dengan kedua ibu jari bergantian menekan layar. Sesekali mulutnya berdecak kesal dan mengumpat dengan mimik sebentar lega sebentar tegang. 

Di jam-jam istirahat seperti ini kelas kehilangan lebih dari separuh penghuninya. Beberapa dari mereka berada di kantin atau lapangan. Yang lain tetap tinggal di kelas dengan berbagai alasan, membawa bekal sendiri, masih kenyang, mengantuk, mengerjakan tugas, atau bermain game seperti Alex. 

“WOI!” Panggilan itu akhirnya membuat Alex mendongak dan meletakkan gawainya ke meja dengan kesal. Rupanya dia kalah lagi dalam permainan itu. Terlihat wajahnya berubah kusut. 

“Apa?” tanya Alex. Begitu menyadari meja yang berubah fungsi oleh mahluk di depannya, buru-buru ia mengusirnya. 

“Ini meja, bukan kursi! Minggir sana!” 

Sosok jangkung bernama Farrel itu beringsut turun dari meja dan menduduki kursi kosong di depan Alex. Ia membenarkan letak kacamatanya sebelum bertanya, “Gimana kemarin?” 

“Apanya?” 

“Kemarin lo nembak Anya kan?” 

“He-ehm,” gumam Alex. Ia meraih gawai dari meja kemudian berselancar di media sosialnya. 

“Gue yakin 100% lo ditolak lagi,” tebak Farrel. “Iya kan?” 

Alex menatap Farrel sebentar. Sebuah anggukan ia berikan sebagai jawaban, lalu kembali menatap gawainya. 

Farrel mengeluarkan desah napas panjang. Ada sedikit rasa kesal di dalamnya. 

“Terus, kenapa lo masih ngejar dia? Ini udah kesekian kalinya Anya nolak lo.” 

“Gue yang ditolak, kok lo yang kesel?” 

“Ya gimana nggak kesel coba! Emang lo ada kurang apa lagi sih? Bodi oke. Otak encer. Supel. Baik. Tampang juga lumayan, meski masih gantengan gue dikit,” cerocos Farrel. Di kalimat terakhir dia mengusap rambutnya dengan bangga. 

Alex terkekeh. “Jadi lo suka sama gue? Mau pacaran sama gue?” Sebuah kedipan mata ia berikan pada sahabatnya itu.

Lihat selengkapnya