Gue bercerita kepada orang lain soal bayangan hitam yang gue lihat kemarin malam. Rupanya orang-orang enggak ada yang percaya sama gue, hingga suatu waktu gue ketemu sama Rachel dan menceritakannya. Rachel menjawab kalau munculnya bayangan hitam itu bukanlah kali pertama, dia menambahkan beberapa cerita yang seketika membuat bulu kuduk gue berdiri. Aneh rasanya, padahal gue sama sekali enggak percaya sama yang begituan.
***
Rachel bercerita, beberapa minggu setelah kejadian tangisan bayi, ia masih selalu tidur dengan mamanya dikamarnya. Ia merasakan keanehan karena selama ia tidur dengan mamanya hampir tidak ada suara-suara aneh yang muncul. Ini masih menjadi suatu misteri bagi Rachel.
Fokus cerita kali ini tertuju kepada Rachel. Di suatu malam hanya ada Rachel dan mamanya di rumah. Papanya masih sibuk di balai desa karena minggu-minggu itu berdekatan dengan hari pemilihan kepala desa.
Waktu di rumah pun masih menunjukkan pukul tujuh malam. Rachel ketika itu sedang belajar di ruang tamu sedangkan ibunya berada di tempat mencuci baju. Jarak di antara mereka tidak begitu jauh.
"Chel, Rachel!"
Aku dengan sigap langsung mendatangi ibu yang sedang mencuci.
"Kok mama mencuci malam-malam sih?"
"Iya nak, celana kerja mama tadi terkena kopi nak. Mau mama cuci lagi, soalnya celana mama yang satunya masih di Ibu Sarah."
Ibu Sarah adalah penjahit langganan mamaku. Rumahnya pun tidak jauh dari lokasi rumahku.
"Memangnya bakal kering ma?"
"Ya semoga kering nak, nanti mama masukkan ke pengering yang lama."
Aku hanya mengangguk, selepas itu mamanya bertanya,
"Mama bisa minta tolong nak?"
"Tolong apa ma?"
"Nyalakan saklar air nak, airnya habis rupanya."
Posisi saklar air ini ada di pekarangan rumah karena di sana jugalah tempat pompa airnya berada.