"Ya mungkin memang ada penunggunya kali." ujar Andri ke gue, Rachel dan Mang Rojak.
Sore itu menjelang Maghrib, gue mengajak Rachel yang sedang libur untuk main ke kost. Di halaman depan kost, gue, Rachel, Andri dan Mang Rojak serius mendengar cerita-cerita Rachel. Apalagi si Andri, ia nampak antusias dan caper ke si Rachel. Dasar cowok.
"Iya kak, tapi saya bingung kok gangguin saya terus." ucap Rachel.
"Kamu cantik kali, makanya digangguin terus."
"Andri! Bisa serius nggak?" balas gue sambil mencubit Andri biar dia tahu rasa.
"Tapi selama mang jaga malam, mang nggak pernah tuh lihat yang aneh-aneh neng. Suer!" kali ini timpal Mang Rojak.
"Soalnya mang kan main handphone terus." sindir gue.
"Eh, enggak atuh neng, kadang mang ngobrol kok sama Pak Saprudin."
"Siapa Pak Saprudin?" tanya gue.
"Satpam komplek Din." ucap rachel singkat.
Tiba-tiba suara motor datang mendekat, motor tersebut dikemudikan oleh seorang yang enggak gue kenal dan di belakangnya ada Pak Sanjaya, papa Rachel.
"Asyik sekali, ngobrol apa?" tanya Pak Sanjaya dengan jelas.
"Enggak om, ini Rachel lagi ngobrol-ngobrol dia mau masuk kuliah mana." balas Andri yang dengan sigap langsung berdiri. Dasar caper.
"Sore Pak RT." ujar Mang Rojak.
"Iya, sore juga. Sebentar ya saya masuk dulu, ada yang ketinggalan. Pak Saprudin, tunggu sebentar ya."
"Iya pak."
Oh ternyata itulah Pak Saprudin, suatu kebetulan juga. Ia langsung mematikan motornya dan berjalan ke arah kami sambil menyalami satu persatu.
"Dari mana pak sama papa?" tanya Rachel.
"Dari kantor desa neng, masih ngurus untuk nyoblos." balas Pak Saprudin jelas.
Gue iseng coba bertanya ke Pak Saprudin. Secara ia satpam di komplek ini.
"Pak, saya mau nanya boleh?"
"Boleh dek, nanya apa ya?"
"Bapak kalau muter komplek jam berapa?"