SEORANG cewek berjalan sendirian dengan langkah cepat di lorong sekolah yang sepi. Wajahnya terlihat sangat tegang dan penuh kegelisahan. Siapa pun yang melihatnya pasti berpikir bahwa dia sedang dikejar atau bisa juga sengaja menghindar dari seseorang. Tetapi tidak ada yang melihatnya saat ini.
Menghindar? Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan Alana Clarissa Grizelle, cewek cantik berkulit putih dan berambut ikal yang kini mulai melambatkan langkah kakinya. Dia berhenti di depan sebuah ruang kelas tak terpakai yang terletak di ujung lorong. Dia menengokkan kepalanya ke belakang.
Tidak ada siapa-siapa di sana selain dirinya. Dia sudah berhasil kabur? Mungkin. Rasa lega pun menyelimutinya.
Belum sampai tiga detik dia menghembuskan napas lega, tiba-tiba seseorang muncul di hadapannya entah datang dari mana.
"Lo--hmppf." Belum sempat mengekspresikan kekagetannya, mulut Alana tiba-tiba dibungkam oleh telapak tangan orang itu dan dia ditarik paksa memasuki kelas kosong tersebut.
Tubuh Alana terhimpit ke dinding dan dia berhadapan dengan orang asing tersebut. Tak perlu waktu lama, orang itu melepaskan bungkamannya dan Alana bisa bernapas dengan bebas. Ditatapnya cowok di ganteng di depannya dengan jantung berdebar-debar.
"Edzard?"
Orang yang menarik Alana memasuki ruangan secara paksa tadi adalah seorang cowok bernama Edzard Alvino Reifansyah. Seseorang yang sengaja dihindari oleh cewek itu tapi justru mereka bertemu.
Berada satu ruangan dengan Edzard tak pernah Alana pikirkan selama ini. Apalagi hanya berdua saja. Cewek itu bermaksud mau pergi saat tahu Edzard yang menariknya, tapi cowok bertubuh tinggi itu berhasil mencegahnya dengan menghalangi jalan Alana.
Alana menatap Edzard yang lebih tinggi darinya dengan tatapan bingung penuh pertanyaan. ”Apa-apaan sih lo? Nggak lucu, tahu nggak?” Cewek itu tampak kesal.
Sejak kedatangan Edzard ke sekolah seminggu yang lalu, ini baru pertama kalinya Alana mengobrol berdua saja dengan cowok itu. Selama ini memang Alana dengan sengaja menghindari Edzard karena mengkhawatirkan suatu hal.
“Minggir!” Alana mendorong tubuh Edzard dan bermaksud mau keluar ruangan tapi lagi-lagi cowok tinggi itu berhasil mencegahnya dengan memegang lengannya. "Apaan, sih? Mau lo apa?” tanyanya sambil menampik tangan besar itu.