MARVIN dan Alana berada di sebuah tempat yang sejuk dengan rerumputan hijau tumbuh di bawah kaki mereka. Sebuah danau kecil yang dikelilingi berbagai macam tanaman bunga dan beberapa pepohonan, serta sebuah perahu kecil terparkir di tepi danau. Bunga teratai indah mekar dan tumbuh subur di atas air danau yang jernih.
Alana tersenyum lebar melihat pemandangan indah itu. Betapa indahnya ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya itu.
Marvin duduk di atas rerumputan menghadap ke arah danau. Melakukan hal yang sama seperti yang Alana lakukan. Mengagumi ciptaan Tuhan berupa danau yang indah dan tentunya tak lupa pada ciptaan-Nya yang lain yaitu seorang cewek yang sekarang ini duduk tepat di sebelahnya.
“Ngapain tiba-tiba ke sini?” tanya Alana.
“Nggak tahu. Tiba-tiba aja aku pengen dateng ke sini,” jawab Marvin tanpa berpikir.
Tak mau terlalu menuntut jawaban, Alana hanya mengangkat kedua bahunya. Kemudian memusatkan pandangannya ke bunga teratai yang mekar di tengah danau.
“Kamu tahu kan, kalo danau ini tempat favorit aku?”
“Hm. Ini juga tempat favorit aku,” sambung Alana.
Cowok itu mendadak tersenyum kecil. Sebuah senyuman yang akan terlihat kalau sedang mengingat hal-hal yang lucu.
Melihat Marvin cekikikan sendiri, Alana jadi bingung. Sekiranya apa yang ditertawakan cowok itu?
”Kamu kenapa sih, ketawa-ketawa? Kesambet?”
“Enggak, kok. Aku cuma keinget aja pertama kali kita ketemu.” Marvin tidak bisa menyembunyikan tawanya mengatakan hal itu. "Di tempat ini, di danau ini kita pertama kali ketemu, kan?”
Alana mengangguk setuju. ”Iya, kita pertama kali ketemu di danau ini. Terus ngapain kamu ketawa-tawa? Emangnya ada yang lucu?”
“Kamu lupa, ya? Ada kejadian apa waktu itu?”
“Hah?” Alana terlihat kurang ngeh.
Flashback on
Alana sedang duduk menyendiri di tepi danau sambil melempar-lemparkan batu kerikil ke tengah danau. Bibirnya manyun dan wajahnya kusut, lebih kusut daripada kaos kaki yang sudah sebulan tidak dicuci. Kegiatannya melempar-lempar kerikil pun terhenti karena di sekitar tempatnya duduk sudah tidak ada kerikil untuk dilempar-lempar. Cewek itu kesal karena tidak menemukan kerikil lagi.
“Ih, rese banget, sih?” Alana mengomel-ngomel sendiri.