DI BALIK DINDING RUMAH TUA GRISSE

Tias Yuliana
Chapter #2

2

Gresik

Keriut pedal becak memecah sunyi di malam yang sepi. Sisa-sisa hujan menimbulkan kecipak di bawah gilasan roda yang miring pada satu sisi. Semilir angin bertiup ke utara. Menyaringkan desah napas yang kasar di sela-sela kepulan asap keretek.

“Mau ziarah, Mas?”

Logat pesisir tukang becak yang kental, membawa kesadaran pemuda berusia 26 tahun itu kembali pada aspal basah di hadapannya.

“Ah, tidak. Hanya berkunjung saja ...”

Pemuda murung yang duduk di bagian depan becak itu harus sedikit mengeraskan suara untuk melawan deru angin.

Becak meliuk dengan kencang melalui tikungan jalan yang sedikit menurun. Gemerlap lampu kota tergantikan kesederhanaan yang merindukan. Seperti memasuki gerbang waktu ke masa lalu. Para laki-laki dan perempuan berjalan tenang memenuhi jalan-jalan desa.

Becak melaju perlahan melalui barisan orang-orang bersarung. Melintasi gapura lengkung sebagai penanda wilayah Gapurosukolilo. Semerbak aroma bunga setaman dan gema lantunan ayat Al-Qur’an menggenapi malam jumat legi di sekitar petilasan.

Derit rem becak yang ditarik mendadak membuyarkan kerumunan orang-orang yang hendak masuk ke area petilasan. Semua mata tertuju pada pemuda yang turun dari atas becak. Jangkung dan tegap. Sepatu kulit lusuhnya menginjak genangan kecil air di tengah jalan. Tangan dengan urat-urat yang menonjol itu mengarik ransel cokelat tua dari bangku becak. Menyandangkannya ke bahu kanan. Terlihat berat dan penuh.

Sejumlah pasang mata mencoba menelanjangi pemuda itu. Dari lutut celana jin belelnya yang robek. Jaket hoodie pudar yang menaungi kepala hingga menutupi sebagian wajah. Sejumlah anak rambut kecokelatan berjatuhan dari tudung jaketnya. Sekilas pantulan logam kecil terpancar dari salah satu telinganya.

Pemuda itu masih nenunduk. Bersembunyi di balik tudung jaketnya.

Pengayuh becak tersenyum semringah menerima lembaran uang yang melebihi tarifnya.

“Semoga hajat Mas terkabul setelah berziarah ke sini ...”

Denting logam sebagai klakson becak menggema dua kali. Pria paruh baya bercelana selutut itu mengangkat bagian belakang becaknya untuk diputar berbalik arah.

Lihat selengkapnya