Di balik Jilbab Melissa

Fitri Khosyatun Nikmah
Chapter #4

Tersihir Ketulusan Cinta Ibu

Maafkan aku Ayah.... 

Darah meluncur deras dari perutnya, setengah badan mengigil kritis, 

"Astagfirullah....... Ayah! " 

Sesegera mungkin Ibu menelvon Ambulan, 

Melihat Ayah terbujur kaku, dan darah terus mengalir deras mengenai perutnya, 

Aku janji Ayah padamu, apapun keinginanmu aku penuhi, atau bahkan tentang bayi kecil yang haram itu aku terima yang terpenting saat ini, aku bisa melihat canda tawamu Ayah, 

di luar sini aku cemas akan mu Yah, ruang ICU masih tertutup dengan rapatnya, terjaga oleh dokter dan suster di dalamnya. 

"Mel, kok bisa sih, kejadian begini? " 

Aku hanya terdiam sambil menangis, memikirkan kondisi Ayah, 

dan Ibu masih mempertanyakan hal yang sekejam mata terjadi kepada Ayahku. 

Jawab Melissa? kenapa diam! 

" Ibu sadar nggak sih Bu, semenjak ada bayi yang haram itu ada, batinku sakit Bu! melihat betapa kecewanya Ibu, sakitnya dihiyanati. " 

"Sudahlah, Mel... Tugas kamu itu belajar, ngapain harus mikirin Ibu? " 

"Apa aku salah membelamu Bu? " 

"Membela apa katamu? sampai tak habis pikir mana kala iblis telah meracuni hati dan fikiranmu? Ayahmu yang jadi korban karena ulahmu, sejak kapan Ibu mengajarkanmu untuk membunuh orang! Apa lagi itu anak kecil tidak salah apa-apa hanya bisa minum Asi. Yang belum paham akan dunia. 

"Aku khilaf Bu, maafkan aku, " 

Sehabis isya Ayah tersadar setelah usai melewati masa kritisnya, 

Hatiku agak sedikit lega, melihat Ayah telah membuka kedua matanya, 

" Melissa! " Panggil Ayah pelan. 

"Sini dekat Ayah. " 

"Yah.... maafin Melissa, gara-gara Melissa Ayah jadi begini. " 

"Sudah, ini bukan salahmu, ini salah Ayah, jangan sedih lagi. " Ucap Ayah sambil mengusap air mataku. 

"Melissa Az-zahra Syafa. " dengarkan Ayah. 

"Minta tolong, jaga adik kamu, Ayah tau ini semua memang salah Ayah, tak pantas jadi imam yang baik bagimu. " Ujar Ayah sembari memukul kepalanya yang terbalut perban. 

"Ayah..... Cukup! baiklah Ayah, sudah ya, jangan begitu lagi, Melissa ndak sangup lihat Ayah seperti itu tadi. " 

"Terima kasih Mel, kamu boleh benci Ayah, tapi jangan kamu benci sama anak yang tak tau apa-apa ini. "

"Baik Ayah, tapi stop jangan begitu lagi! " 

Melissa janji akan menerimanya, menyayanginya seperti menyayangi Dean dan Fatin,

Lambat laun aku mencoba, berusaha mengikhlaskan semua kenangan kelam itu,

Lihat selengkapnya