Rania Sayafatul Udzma, sahabat terbaikku, alumus pesantren yang hobinya baca buku novel dan penulis, cuman akhir-akhir ini tanpa aku sadari dia diam-diam menjadi dektektif tanpa bayaran. Dan juga syukur alhamdulilah sejak kejadian kemarin lusa, dari dia aku belajar akan suatu hal kecil yang di sebut syukur, apapun kondisi saat kita ini entah kaya atau pun tidak kayak, yang terpenting rasa syukur yang nomer satu, karena Allah telah memberimu tubuh atau fisik yang lengkap tanpa cacat, masih bisa bernapas pun jadi rasa syukur,
Lalu sejauh manakah kita melupakan Allah?
Apa kamu tau hewan pun yang tak makan layaknya kita, tanpa kerja pun Allah kasih makan, hujan, dll.
Kenapa kita lalai, kebanyakan mintanya sholat aja nggak mau, maunya yang instan!
Ingatlah mie instan pun juga nggak langsung di makan di masak dulu.
Untung kamu belum sejauh itu, naudzubillah kalau sampai.... Hamil.
Aku tau semua nya, kemarin lusa kamu pergi ke Dieng hanya berdua dengan Restu.
Mataku berkaca-kaca, masih ada orang sebaik dia,
"Mel... Entar sore free nggak? "
"Kenapa? "
"Mau aku ajakin majlisan mau? "
"Lalu bagimana konsepku?"
" Yah pake baju muslim yang agak besaran.
"Eeh.... Bentar deh. "