Gadis Jelmaan Parakang

Muhammad Taufiq
Chapter #1

Chapter 1

Delvi, pns muda yang cantik, bekerja sebagai guru bahasa arab di Pesantren Miftahul Khair.

Diumurnya yang 23 tahun, dirinya masih setia menjomlo kala pria berantre untuk menjadikannya pacar atau pun istri. Namun, dia menolak dengan alasan tertentu yang tidak diketahui oleh siapa pun.

Gombalan dari anak-anak pesantren selalu dia dapatkan ketika masuk mengajar mau pun berkeliling di pondok saat jam istirahat tiba. Tak sampai di situ, beberapa guru pria pun juga menggodainya dengan beberapa candaan kecil mengenai pasangan, dan mereka kerap menyangkutpautkan diri mereka dengan Delvi untuk menikah.

"Hari ini, Bu Delvi masuk di kelas mana?" Hendra, pria yang satu ini diam-diam menyukai Delvi dan dari dulu ingin mengungkapkan perasaannya, tetapi, dia malu dan tidak berani.

"Kelas 9 A, Pak."

"Kalau begitu sampai jumpa yah, Bu. Semangat mengajarnya dan harus sabar mengajari murid-murid yang selalu menggombal, he he he."

Delvi tersenyum kemudian membalas, "Bapak pun suka menggombal kok. Saya duluan yah, Pak. Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

Seperginya Delvi, Hendra tersenyum sendiri dan salah tingkah dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, pria tersebut pun menggumam, "Kapan saya bisa memilikimu Bu Delvi?"

Mengajari murid yang bandel memang menguras emosi dan kesabaran, di sinilah Delvi harus mengontrol perasaannya agar perkataan yang tidak diinginkan keluar begitu saja dikarenakan sikap murid yang sudah membuatnya kesal. Dia harus menjaga image di sini, sesuai dengan perintah ibunya untuk mengajar di pesantren sembari belajar juga agar dapat menanamkan akhlak yang lebih baik.

Sebelum dirinya masuk kelas, guru yang mengajar sebelumnya belum keluar, bisa dibilang dia korupsi waktu dan Delvi tidak suka dengan hal ini, dia melihat jadwal pengajar dan terteralah nama Uztaz Tamrin yang di mana, dialah yang sekarang mengambil waktu dari jam mengajarnya.

Delvi merupakan guru baru di sini, buktinya ... dia baru seminggu mengajar. Tangan putihnya mengetuk pintu, menengokkan para murid dan Tamrin yang sedang menjelaskan beberapa pesan untuk akhir ajarannya. 

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Lihat selengkapnya