Gadis Jelmaan Parakang

Muhammad Taufiq
Chapter #5

Chapter 5

Tamrin dapat merasakan bekas dari energi di tempat ini, dirinya menuju kamar ibu tersebut, dan ... Tamrin yakin, "Yang menyulik anak ibu adalah, parakang."

"Parakang?"

Orang-orang saling memandang, terkejut dan tidak percaya jika di kampung mereka terdapat makhluk seperti itu, Tamrin rasa, dirinya harus menemukan sosok parakang ini dan mengusirnya dari kampung munawarah, karena ... mangsa parakang bukan hanya bayi, tapi orang yang sedang sakit pun menjadi incarannya, malah yang sekarang menjadi targetnya juga.

"Parakang, kenapa makhluk itu ada di sini? Kita harus mengusirnya, sudah cukup anak ibu ini yang menjadi korban," ujar Harun yang sangat khawatir, tentu dia juga tahu apa yang namanya parakang. Harun pun menyusuri para warga dan mencari keberadaan istrinya yang tidak ada di sini.

"Di mana istri saya?"

"Ustazah Hamzah kembali, Ustaz. Dia sedang tidak enak badan dan menitip pesan ke saya jika Ustaz Harun bertanya," sahut Jumaidil.

Ustaz Harun mengangguk, tumben istrinya pulang tanpa memberitahu. Tapi itu tidak masalah, karena ada masalah yang besar dan harus diselesaikan cepat.

Tamrin menghampiri ibu tersebut, menghela napas kemudian mengucapkan, "Saya tidak bisa berbuat apa-apa ketika parakang itu berhasil menyuliknya, kecuali kita melihat sosoknya, saya akan mengejarnya sampai dapat."

Tamrin mengepalkan tangannya, dia tahu bagaimana perasaan ibu di depannya.

"Kepada warga sekalian, sampaikan ini ke warga yang lainnya, tolong selalu waspada, terutama bila ada ibu hamil, bayi, atau pun orang yang sakit di kampung ini, jaga baik-baik, karena parakang kapan saja muncul dan sosok ini tetap seorang manusia, hanya saja ... dia bisa berubah sewaktu-waktu: jika melihat anjing atau kucing dengan kondisi kaki yang tidak normal dan kepala lebih menunduk dari biasanya, itulah yang dianggap sebagai ciri-ciri wujud Parakang."

(Sumbernya juga saya cari di google mengenai parakang ini, author juga butuh pengetahuan lebih jauh akan sosok ini. Untuk parakang, author cuman tahu sedikit saja, tentunya dari cerita orang-orang yang saya dengar.)

"Ini adalah pengalaman yang nyata di kampung munawarah, tolong waspada dan jangan menganggap remeh hal ini."

"Baik, Ustaz."

"Bu, boleh saya minta botol air minum?" pinta Tamrin dan ibu tersebut segera mengambilnya kemudian tiba dan memberikannya ke ustaz.

Air yang ada di botol ia bacakan dengan doa-doa kemudian ditiupnya selama tiga kali kemudian diberikannya ke yang punya rumah.

Lihat selengkapnya