Gadis Jelmaan Parakang

Muhammad Taufiq
Chapter #13

Chapter 13

Klakson mobil terdengar menghentikan tawa mereka dan berhenti di depan rumah Delvi. Delvi tersenyum, dia tahu siapa yang berada dalam mobil tersebut, sesuai dugannya, sang ibulah yang keluar dengan lambaian tangannya.

"Ibu," ucap Delvi, kemudian menuju ibunya. Namun sebelum itu, dia tidak lupa pamit ke Tamrin dan juga ibu-ibu lainnya dengan ucapan salam.

"Wah, ternyata Ustazah Delvi orang kaya yah, Bu. Kok bisa sih mengajar di pesantren?" sahut salah satu dari ibu-ibu, membuat Tamrin geleng-geleng.

"Astagfirullah, tidak baik bergosip, Bu. Menjadi seorang guru, baik di pesanten maupun tempat lainnya tidak memandang mau kita kaya ataupun sederhana, yang jelasnya halal, daripada pekerjaan yang gajinga besar tapi haram? Naudzubillah, itu dosa besar, Bu," tegur Tamrin yang membuat mereka langsung sadar.

"Maaf, Pak Ustaz."

"Lain kali jangan begitu yah, Bu. Nah, saya pamit dulu, assalamualaikum."

"Waalaikumsalan."

Delvi tak menyangka jika sang ibu akan datang tanpa memberinya kabar, tentu ia senang bukan main. Saat mereka masuk di rumah, Delvi membuatkan minuman dingin untuk ibunya karena cuaca pun terasa gerah di siang hari.

"Astaga, Nak. Rumahmu kok gini, sih? Kenapa gak cari yang nyaman dan lebih besar?" tanya Suratih, ketika Delvi telah membawakannya minuman.

"Gak apa-apa, Bu. Lagipula, Delvi nyaman kok di sini, walau keadaannya gak mewah dan malah sederhana, ini udah cukup, juga dekat dari pesantren," jawabnya.

"Terserah kamu aja deh, Nak. Ngomong-ngomong, coba tunjukin dong, mana pria yang kamu sukai?" Suratih begitu penasaran seperti apa sosok Tamrin itu.

"Rahasia, Bu. Pokoknya, Ibu baru tau kalau dia ingin melamar Delvi, biar ada kejutan," jawab Delvi, membuat Suratih mendengus sebal, anaknya kurang asyik kalau begini, padahal dia sungguh penasaran dengan paras yang berhasil memikat hati anaknya.

"Ibu kok gak bilang-bilang sih kalau mau dateng?"

"Emangnya harus bilang yah, Nak? Kan Ibu mau ngasih kejutan."

"Dan kejutannya berhasil." Mereka tertawa bersama, hingga ketukan pintu menghentikan gelak tawa itu. Tamu yang berkunjung adalah Hendra, pria itu mengedutkan dahi dengan wanita yang baru dilihatnya di kampung ini.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Waalaikumsalam, Pak Hendra," balas Delvi.

Lihat selengkapnya