Belum cukup lama kuhirup udara di kota ini. Jangan ditanya awalnya kenapa aku bisa berada di tempat ini. Namun tak kumunafikan di kota inilah dulu tempatku menyenyumkan impian. Berawal dari sebuah mimpi rakyat kecil;jelata sepertiku.
Namun itu dulu saat aku belum memgalami beban hidup yang akhirnya harus aku kubur semua lembaran demi lembaran akan impian itu. Terlalu tidak mungkin untuk kulanjutkan impian itu. Aku mengalah pada waktu dan kesempatan.
"Bagaimana Delizta, masih semangat untuk hari ini?" tanya wanita berlesung pipi itu. Ukir senyumnya meneduhkan tatapanku.
"Pasti, oh yah kapan kita akan pergi ke daerah yang kamu maksudkan tadi malam, Un?" tanyaku pada wanita yang kupanggil Unie itu;sahabatku.
"Kalau kamu mau sore ini kita berangkat."
"Ok, siap."
"Delizta, jangan lupa nanti sore ada mengajar anak-anak loh..." ucap Bu Citra yang akhirnya aku ingat akan janjiku pada anak-anak.
"Aduh Uni, kayaknya besok saja yah?"
"Ok kalau begitu, aku pasti siap kok."
Sedikit tenang hatiku. Terlalu tuakah otakku hingga menjadi orang pelupa.