Setelah kegagalannya di festival seni sebelumnya, Rey bertekad untuk tidak menyerah. Ia tahu bahwa kegagalan itu memang menyakitkan, tetapi ia tidak ingin tenggelam dalam kekecewaan. Rey berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik. Setiap hari, Rey menghabiskan waktu untuk belajar lebih banyak tentang desain poster.
Dengan semangat yang baru, Rey mulai membaca berbagai buku tentang desain grafis. Ia mempelajari berbagai teori tentang komposisi warna, tipografi, dan elemen-elemen visual lainnya yang dapat membuat poster menjadi lebih menarik. Setiap malam, ia menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar laptop, mencoba memahami cara-cara terbaik untuk menciptakan desain yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga mampu menyampaikan pesan dengan jelas.
Selain itu, Rey juga mulai berdiskusi dengan teman-temannya yang memiliki minat yang sama dalam bidang desain. Mereka sering bertemu sepulang sekolah untuk berbagi ide dan memberikan kritik terhadap karya satu sama lain. Rey menyadari bahwa untuk berkembang, ia tidak bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri. Masukan dari orang lain sangat penting untuk membantunya melihat kekurangan dalam karyanya dan memperbaikinya.
Suatu hari, saat Rey sedang asyik mengerjakan desain di ruang komputer sekolah, Pak Budi, gurunya yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan, kembali menghampirinya.
“Rey!” panggil Pak Budi sambil tersenyum.
“Ada kabar baik. SMA sebelah akan mengadakan festival desain poster. Kamu tertarik untuk ikut lagi?”
Mendengar kabar itu, Rey merasa semangatnya kembali berkobar. Ia menatap Pak Budi dengan mata yang bersinar penuh harapan.
“Tentu saja, Pak! Saya tertarik,” jawab Rey dengan penuh antusiasme. Ia merasa bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa ia bisa bangkit dari kegagalan sebelumnya.
Pak Budi mengangguk puas mendengar jawaban Rey.
“Baiklah, Rey. Bapak akan membimbingmu. Tema untuk festival kali ini adalah tentang lingkungan. Kita akan membuat poster yang tidak hanya menarik, tapi juga menyampaikan pesan yang kuat.”
Rey merasa sangat bersyukur memiliki guru seperti Pak Budi yang selalu mendukungnya. Ia tahu bahwa dengan bimbingan Pak Budi, ia akan bisa membuat desain yang lebih baik dari sebelumnya. Setiap pulang sekolah, Rey selalu menjumpai Pak Budi di ruang komputer untuk belajar lebih banyak tentang desain poster. Mereka bekerja bersama-sama, mendiskusikan ide-ide, memilih warna yang tepat, dan menyusun komposisi yang menarik. Pak Budi selalu memberikan masukan yang berharga, dan Rey merasa semakin percaya diri dengan desain yang ia buat.
Pada suatu hari, saat mereka sedang berdiskusi tentang desain poster, Rey tiba-tiba mendapatkan ide.
“Pak, bagaimana kalau kita menggunakan warna hijau yang lebih terang untuk menonjolkan elemen lingkungan?” usul Rey sambil menunjukkan contoh warna yang ia maksud di layar komputer.
Pak Budi tersenyum mendengar usulan Rey.
“Itu ide yang bagus, Rey. Warna hijau terang akan menarik perhatian dan memperkuat pesan tentang lingkungan yang ingin kita sampaikan,” jawab Pak Budi sambil mengangguk setuju.
Rey merasa senang karena usulannya diterima. Ia semakin bersemangat untuk menyelesaikan desain posternya. Setiap hari, Rey dan Pak Budi terus bekerja keras untuk menyempurnakan desain poster tersebut. Mereka memilih gambar-gambar yang relevan, menata tipografi agar mudah dibaca, dan memastikan bahwa setiap elemen dalam poster tersebut saling mendukung untuk menyampaikan pesan yang diinginkan. Rey merasa semakin yakin bahwa desain ini akan menjadi karya terbaiknya.
Waktu terus berjalan, dan tidak terasa, satu minggu telah berlalu. Hari perlombaan pun tiba. Rey dan Pak Budi pergi ke lokasi perlombaan dengan penuh semangat. Sebelum berangkat, Rey telah mempersiapkan desain terbaiknya. Ia merasa siap dan yakin bahwa kali ini ia bisa memberikan yang terbaik. Di perjalanan, Rey terus membayangkan bagaimana reaksi para juri saat melihat posternya. Ia merasa sangat optimis dan penuh harapan.
Namun, ketika mereka tiba di lokasi, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Rey tiba-tiba teringat bahwa ia lupa menyimpan file dari poster yang telah ia rancang sebelumnya. Wajahnya pucat dan jantungnya berdegup kencang. Ia merasa seolah-olah dunia runtuh di sekelilingnya. Seluruh persiapan yang telah ia lakukan seolah-olah sia-sia karena satu kesalahan kecil yang sangat fatal.