Di Balik Kilauannya

Rijaluddin Abdul Ghani
Chapter #11

Sepucuk Surat Untuk Mama

Suatu hari, ketika Rey sedang tenggelam dalam pikirannya di kelas matematika, Pak Fatur, tiba-tiba mengumumkan sesuatu yang mengejutkan.

“Anak-anak, saya punya kabar baik untuk kalian semua,” katanya dengan suara yang penuh semangat.

“Bapak ada informasi tentang Olimpiade Penelitian Matematika yang pendaftarannya akan dibuka sebentar lagi. Ini adalah kesempatan bagi kalian yang ingin menunjukkan kemampuan kalian dalam penelitian dan pemecahan masalah matematis, jadi bapak harap kalian bisa berpastisipasi dalam perlombaan ini,” lanjutnya lagi.

Mendengar pengumuman itu, Rey merasa seperti dunia seolah berhenti sejenak. Suasana di kelas yang tadinya penuh dengan suara bising dan kebisingan tiba-tiba terasa hening. Matanya langsung terbelalak, dan jantungnya berdebar kencang, seolah setiap detak jantungnya mengalir penuh adrenalin. Rey merasa seolah ada harapan baru yang muncul, memberikan semangat dan tujuan yang jelas di tengah segala kebimbangannya. Ini adalah kesempatan yang selama ini ia tunggu-tunggu.

Setelah berkali-kali gagal dalam berbagai bidang, ia merasa inilah saatnya untuk membuktikan diri. Di balik semua kegagalan, Rey memiliki satu hal yang selalu ia yakini, yaitu temuan matematikanya. Temuan ini telah ia teliti dan kembangkan selama lebih dari satu tahun. Ia yakin ini adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan temuannya kepada dunia.

Keesokan harinya, Rey tidak ingin membuang waktu lagi. Ia segera menjumpai Pak Fatur di ruang guru yang terletak di sudut gedung sekolah. Ruang guru itu tampak teratur, dengan meja-meja yang disusun rapi serta dinding yang dipenuhi dengan berbagai poster edukatif. Rey memasuki ruangan dengan langkah yang penuh tekad, membawa buku yang berisi catatan rumus-rumus matematika yang telah ditelitinya selama ini. 

“Permisi, Pak. Saya berencana ingin ikut olimpiade penelitian matematika yang bapak jelaskan kemarin,” kata Rey dengan suara yang penuh keyakinan.

Pak Fatur menatap Rey dengan penuh perhatian. Dengan mata yang penuh dengan rasa ingin tahu dan kebanggaan, ia bertanya.

“Baik, Rey. Saya senang kamu tertarik. Tapi, bisa ceritakan lebih lanjut tentang penelitian yang akan kamu bawakan?”

Dengan penuh semangat, Rey mulai menjelaskan temuannya kepada Pak Fatur. Ia berbicara tentang rumus yang ia temukan, cara mendapatkannya, dan bagaimana rumus itu bisa diaplikasikan dalam berbagai permasalahan matematis. Rey bahkan menjelaskan proses panjang yang ia lalui mulai dari percobaan yang tak terhitung jumlahnya hingga revisi demi revisi yang ia lakukan untuk menyempurnakan rumus tersebut. Ia membagikan diagram-digram dan grafik yang telah ia buat, menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya yang penuh semangat, sementara Pak Fatur mengamati dengan seksama.

Pak Fatur mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk dan mencatat poin-poin penting.

“Ini sangat menarik, Rey. Saya bisa melihat betapa seriusnya kamu dalam penelitian ini. Apa kamu sudah memikirkan bagaimana sistematika proposal penelitiannya?”

Rey mengangguk, meskipun dalam hatinya ia merasa sedikit gugup.

“Saya sudah mulai menyiapkan beberapa ide, Pak. Tapi saya belum yakin apakah sudah cukup baik.”

Pak Fatur tersenyum penuh pengertian.

“Jangan khawatir, Rey. Kita bisa berdiskusi lebih dalam lagi. Saya ingin membantu kamu mengembangkan proposal yang kuat, karena saya yakin temuan kamu ini memiliki potensi besar. Kita akan mulai dengan menyusun sistematika penulisan proposal penelitian yang baik.”

Mendengar kata-kata Pak Fatur, Rey merasa hatinya penuh dengan harapan. Ia tidak menyangka akan mendapatkan dukungan sebesar ini.

"Terima kasih, Pak. Saya benar-benar bersyukur karena Bapak bersedia membantu saya.”

Lihat selengkapnya