Sementara Rey merenung dan menikmati keberhasilannya, di tempat lain, Mama Rey yang sedang di rumah mulai merasa rindu. Ia ingin tahu kabar Rey dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi anaknya. Namun, sebelum sempat menekan nomor Rey, perhatiannya teralihkan oleh televisi yang sedang menyala di ruang tamu. Mama Rey menatap layar dengan kaget saat melihat berita yang sedang ditayangkan.
"Rey Alghani, anak Indonesia pertama yang menjadi pembicara pada konferensi matematika internasional di Inggris dan resmi bergabung dalam komunitas ilmuwan muda matematika di Inggris," begitu suara pembawa berita mengumumkan dengan penuh antusias.
Mama Rey terdiam, seolah dunia di sekitarnya berhenti sejenak. Pandangannya tertuju ke layar, dan tanpa disadari, air mata mulai mengalir deras di pipinya. Perasaan bangga dan haru bercampur aduk dalam hatinya. Ia tidak pernah menyangka bahwa perjalanan Rey, anak yang dulu sering gagal dalam berbagai perlombaan, kini bisa mencapai pencapaian sebesar ini. Mama Rey tahu betapa kerasnya Rey berjuang selama ini, dan kini, semua usaha itu terbayar lunas dengan cara yang luar biasa.
Ia benar-benar bersyukur memiliki anak yang tangguh dan pantang menyerah seperti Rey.
"Rey, kamu telah membuat mama bangga, bahkan sangat bangga," ucap mama rey dengan mata yang berkaca-kaca.