Di Balik Kilauannya

Rijaluddin Abdul Ghani
Chapter #24

Puncak Sebuah Perjuangan

Keesokan harinya, Rey kembali ke Indonesia. Pesawatnya baru saja mendarat di bandara. Rey merasa lelah setelah perjalanan panjang dari Inggris, tetapi kegembiraan di hatinya tetap membara. Di perjalanan pulang, pikirannya terus dipenuhi oleh kenangan tentang konferensi di Inggris, tentang bagaimana dirinya, seorang anak muda dari Indonesia, berhasil memukau para ilmuwan matematika Inggris dengan temuannya. Rasanya seperti mimpi!

Saat mobil mendekati rumahnya, Rey melihat sosok mamanya berdiri di depan pintu, ia tidak sabar ingin bertemu anaknya yang baru saja pulang dengan segudang prestasi. Begitu Rey turun dari mobil, mamanya langsung berlari menghampirinya.

“Rey!” seru sang Mama, suaranya bergetar penuh haru.

Rey menunduk sedikit untuk memeluk Mamanya.

“Rey, kamu tahu gak? Kemarin kamu tampil di berita televisi. Mama sangat terkejut melihatnya. Mama sudah tidak tahu lagi bagaimana harus mengungkapkan kebahagiaan ini. Mama sangat bangga punya anak seperti kamu, Rey,” kata mamanya dengan suara yang mulai serak, matanya berkaca-kaca.

Rey tersenyum kecil, merasa bahagia mendengar kata-kata mamanya.

“Rey juga bangga punya mama yang selalu ada buat Rey.”

Mereka berdua berpelukan erat, air mata yang sedari tadi mereka tahan akhirnya jatuh juga. Setelah masuk ke dalam rumah, Rey dan mamanya berbincang-bincang di ruang tamu. Mamanya menghidangkan teh hangat, Rey menceritakan semua pengalamannya selama di Inggris, tentang bagaimana ia tampil di hadapan para ilmuwan, tentang betapa menegangkan momen itu, tetapi juga begitu memuaskan.

Mamanya mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali menyeka air mata kebanggaannya. Malam itu, Rey tidur dengan hati yang damai. Ia merasa bahwa semua kerja keras dan pengorbanannya telah terbayar. Namun, ia juga tahu bahwa perjalanan hidupnya masih panjang, dan banyak hal besar yang menantinya di masa depan.

Keesokan paginya, Rey bangun dengan semangat baru. Hari ini adalah hari pertama ia kembali ke sekolah setelah perjalanannya ke Inggris. Saat mobilnya memasuki gerbang sekolah, Rey terkejut melihat semua orang sudah berdiri di pinggir jalan. Para guru dan siswa berdiri dengan senyum lebar, beberapa memegang poster besar dengan tulisan yang menyambutnya.

“Selamat Datang, Rey, Ilmuwan Matematika Muda SMA Harapan Bangsa!”

Sambutan itu jauh lebih meriah dari yang sebelumnya. Ia hampir tidak bisa menahan rasa harunya. Teman-temannya melambai dan memanggil namanya. Ada yang mengajak foto, ada yang memberi selamat, semuanya terlihat begitu bangga atas pencapaiannya.

Setelah acara penyambutan yang meriah itu, para siswa dan guru kembali ke kelas masing-masing. Namun, sebelum Rey bisa masuk ke kelas, kepala sekolah datang menemuinya.

“Rey, selamat atas prestasi yang sangat luar biasa,” kata kepala sekolah sambil menjabat tangan Rey dengan bangga.

“Kami semua di sekolah ini merasa sangat bangga memiliki murid seperti kamu. Kamu telah mengharumkan nama sekolah kita di kancah internasional,” pungkasnya lagi.

“Terima kasih banyak, Pak. Saya juga berterima kasih atas dukungan pihak sekolah yang telah membantu saya sampai berada di titik ini” jawab Rey sambil tersenyum.

Lihat selengkapnya