Di Balik Pintu Jahanam

MR Afida
Chapter #1

Prolog

Seorang gadis berparas ayu, berlari menyusuri lorong hotel murahan sambil sesekali menoleh ke belakang. Napasnya memburu dan jantungnya berdetak semakin cepat saat seorang pria berusia empat puluh tahun, hampir mendekat.

Ia berbelok ke kiri, di mana terdengar suara denting lift terdengar serentak dengan tawa beberapa orang dewasa. 

“Tunggu … tunggu aku.” Cepat ia menerobos antrian, memasuki lift dengan napas tersengal, mencuri pandang ke arah belokan lorong di mana pria paruh baya yang mengejarnya hanya bisa mengepalkan tangan.

“Pak … Bu … tolong saya.” Gadis itu mengeluarkan kartu identitas dari dalam tas kecil yang dibawa. Di kartu identitas tertera nama Maira. “Antarkan saya ke kantor polisi.”

Orang-orang yang ada di dalam lift menatap cemas, mengamati wajah pucat Maira dan kartu identitas yang diberikannya secara bergantian. Mereka merasa pernah melihat wajah pucat itu, tetapi di mana?


***

Lima buah mobil polisi dan tiga mobil ambulance, memasuki sebuah rumah di pinggiran kota. Rumah kecil yang berada di tengah-tengah tanah luas, dipenuhi tanaman bunga dan beberapa pohon besar yang tampak terawat.

Garis pengaman dipasang di depan pagar, dengan dua orang polisi muda berjaga, sedangkan empat orang lainnya menggali tanah berpasir di halaman belakang, dan empat lainnya menggeledah seluruh rumah.

Rumah dengan pagar tembok tinggi dan area sekitar yang sepi, serta jauh dari penduduk, seketika ramai dengan warga yang kebetulan yang baru saja pulang dari kebun. Mereka berkerumun, ingin tahu apa yang sedang terjadi di sana. 

Lihat selengkapnya