Di Balik Tirai Hujan

Tira Riani
Chapter #2

CHAPTER 2 Rumah Tua di Tengah Hutan

Bau basah masih menyeruak, walaupun siang ini cerah tetapi hujan mengguyur hingga pagi tadi. Dahan pohon-pohon yang memanjang melebarkan dedaunannya membentuk cakar di langit-langit sore.

Suara becek dan ranting yang diinjak disertai ocehan tak jelas cukup menggema di kesunyian.

Saat itu sehabis pulang sekolah sesuai rencana, Rara, Noran dan Vianka pergi ke rumah tua di ujung jalan.

Sesampainya di sana mereka dibuat cukup merinding melihat penampakan rumah bergaya Jepang modern berlantai dua yang cukup besar. Ada banyak lumut yang menempel di dindingnya seolah menandakan bahwa bangunan itu telah lama berdiri di sana.

"Oke guys, siap ya sesuai rencana, Vi yang pegang kamera, aku dan Rara masuk frame buat nyeritain back story rumah ini."

"Oke, aku udah siapin kameranya Ran, tinggal take aja sih."

"Mantap, kamu siap Ra?"

Rara mengisyaratkan siap dengan mengangkat jempol tangannya. Mereka pun berdiri di depan pintu.

"Hai, aku Noran dan ini temanku Rara juga yang pegang kamera Vianka. Pada kesempatan kali ini dalam rangka memenuhi tugas sekolah, kami akan membuat dokumenter rumah tua yang katanya memiliki sejarah menakutkan. Yuk kita mulai!"

Perlahan mereka membuka pintu dan bau lembab juga barang-barang tua mulai menyeruak menembus hidung tiga sekawan itu.

"Oke, ini adalah ruang utama, cukup berantakan mungkin karena memang sudah ditinggalkan. Sayang sekali ya padahal rumahnya sangat bagus ala-ala Jepang gitu," kali ini Rara yang mulai memperkenalkan rumah itu.

Terlihat meja yang sudah menghitam, ada juga sofa di pojok yang penuh dengan lumut. Beberapa barang seperti patung porselen kecil, gantungan pintu dan barang-barang lainnya tergeletak begitu saja di lantai yang lembab.

"Pemiliknya adalah sepasang suami istri yang pernah tinggal di Jepang, namun karena suatu hal mereka pindah ke sini. Menurut rumor, mereka meninggal karena dibunuh oleh anaknya sendiri, hii bikin ngeri," Noran terlihat begitu serius di depan kamera.

"Teman-teman, kita lanjut ke dapur dulu nanti baru ke lantai 2." Rara mendahului memasuki dapur yang tak kalah berantakan.

Banyak alat masak yang berserakan, bahkan ada bekas makanan yang mengerak di beberapa mangkuk, menandakan bahwa pemiliknya tak sempat menghabiskan makanan mereka sebelum sebuah insiden terjadi.

Noran membuka beberapa lemari dan terlihat masih ada banyak makanan instan.

Lihat selengkapnya