Di Balik Tirai Hujan

Tira Riani
Chapter #1

Chapter 1 Tragedi

Hujan rintik dan tubuhku tak basah, tetesannya mengalir dengan mata darah yang marah.

Setiap hujan datang Rara selalu bersembunyi di bawah selimut. Mengunci pintu, menyalakan lentera hijau dan memasang headset seraya berdoa. Setahun yang lalu saat-saat ini tidak pernah ada sebab ia sangat menyukai hujan, namun hidup damainya terusik sebab rasa penasarannya sendiri. 

*************

'zrrrsss' hujan turun dengan sangat lebat, di balik kaca jendela yang berembun, seorang gadis SMA berambut kriting panjang duduk memperhatikan halaman rumahnya seraya memakan ice cream melon. "hujan, hujan, rintikmu berlarian menggenang di lubang-lubang, sepasang mata berkeliaran di balik tirai hujan. Itu aku!" Rara tertawa sejenak,

"apa yang kau tertawakan Ra?"

"Tidak! Hanya merasa lucu dengan air mata langit yang berjatuhan itu, kak"

Perempuan berambut pendek bernama Nesty hanya menggelengkan kepalanya, ia sudah terbiasa dengan kelakuan aneh adiknya itu.

"Jangan makan ice cream terlalu banyak Ra, nanti kamu kena flu"

"Tidak akan kak, kan aku pake selimut. Kakak tuh yang dari pagi terus saja menatap layar laptop, nanti matanya sakit loh!"

"Kamu itu ya, kalau dingin ya gak usah makan ice cream!. Lagian kakak ini lagi banyak kerjaan, jadi gak bisa lepas dari laptop. Kamu, udah jam 09.00 belum mandi, bukannya mau ke luar sama temanmu?"

"Pertama, ice cream dan hujan itu perpaduan yang sangat pas. Kedua, aku tidak jadi keluar soalnya kan hujan, jadi aku mau menikmatinya saja"

Nesty tak menjawab lagi, untuk beberapa saat keheningan mendominasi. Hanya suara rintik hujan yang menggema.

"Kak, Noran pernah bilang, katanya di ujung jalan besar sekitar 10km dari rumah kita ada hutan yang ditutup gara-gara sebuah tragedi. Apa kamu tahu itu?"

"Hmm, kakak pernah dengar tapi tidak memperdulikannya. Lagian itu sudah lama bahkan sebelum rumah ini dibangun"

"Tapi aku penasaran kak, soalnya Vianka bilang tragedi itu karena hujan, dan kakak tahu sendiri kan aku suka hujan, jadi aku ingin tahu tragedi apa itu. Ceritakan donk kak"

Rara yang sudah menghabiskan ice cream melonnya beringsut duduk di sebelah kakaknya, ia memasang wajah memelas membuat Nesty menghentikan pekerjaannya. Perempuan bermata coklat itu melepaskan kacamata dan menatap adik semata wayangnya.

Lihat selengkapnya