AROMA Tortila Espanola tercium begitu kakiku menginjak Bandara Barajas De Madrid, seketika bayangan peristiwa tiga tahun lalu buyar sudah. Matt, di mana dia sekarang? Apa kabarnya? Sudahkah dia dapatkan hidayah itu?
Entah dari mana asal aroma Tortila itu, yang jelas membuat cacing-cacing di perutku berdemokrasi. Mungkin dari salah satu kedai di bandara ini. Dua setengah jam penerbangan dari Bandara Heathrow London memembuatku lapar, apalagi sebelum berangkat aku tak sempat menyantap apapun. Aku berencana mengunjungi sebuah kedai untuk mengisi perut.
Sebuah kedai bernama THE TORTILA menarik minatku. Oh, ternyata dari tempat ini aroma lezat Tortila Espanola itu berasal. Aku segera memasuki kedai. aroma lezat itu semakin tercium kuat saat aku sudah berada di dalam kedai bernuansa mediterania.
“Bienvenido, Miss!” (Selamat datang, Nona!) sapa seorang pria berkumis tebal padaku. Ia mencampur bahasa Spanyol dan bahasa Inggris. Agaknya ia tahu kalau aku tak mahir bahasa Spanyol.
Aku hanya tersenyum sembari mengangguk. Lalu ia mempersilahkanku untuk duduk di sebuah kursi yang terletak di samping etalase. Aku duduk, kuletakkan tas backpack besar yang sejak tadi kugendong di kursi sampingku.
Ia memberiku buku menu. Dengan cepat aku memilih menu favorit kedai ini. Tortila Espanola dan hot tea.
“Baiklah, Nona. Tunggu sebentar!”
Aku mengangguk.