Aku tersenyum lepas saat moderator memanggil namaku, aku bergegas naik ke panggung. Tepuk tangan riuh. Aku menyapa hadirin dengan mengangguk dan tersenyum. Di panggung sudah ada Ustadz Salim dan Ismail. Sekarang ini dua narasumber sebelumku itu sedang naik daun di kalangan umat muslim Indonesia. Ustadz Salim adalah seorang pendakwah yang punya gaya santai saat menyampaikan dakwahnya dan Ismail adalah seorang hafizh Qur’an berusia 20 tahun, ia tampan dan memiliki suara merdu, sudah hafal 30 juzz Al Qur’an sejak usia 12 tahun. Ia adalah sosok pemuda yang diidam-idamkan banyak muslimah.
Aku memilih duduk di antara moderator dan Ustadz Salim.
“Halloooo. Assalum’alaikum Teh Haya. Apa kabar?” tanya moderator berjilbab merah muda itu dengan riang.
“Wa’alaikumsalam. Alhamdulillah saya baik-baik saja.”
“Waaaah. Terima kasih lho Teh Haya disela-sela kesibukannya teteh menyempatkan hadir ke acara kajian bulanan KMIS.”
“Qodarullah setelah ini memang saya ada agenda ke Granada. Jadi sekalian,” jawabku tersenyum.
“Oh ya Teh Haya, bagaimana sih awalnya sehingga teteh memilih menjadi seorang travel blogger? Pekerjaan ini kan cukup menantang ya, apalagi teteh seorang perempuan?”
“Sejak kecil saya memang suka traveling, pergi ke tempat-tempat baru dan saya juga suka tantangan. Abah dulu sering mengajak saya tamasya ke alam. Awalnya kenapa saya memilih menjadi travel blogger? Semua berawal saat saya kuliah di Universitas Tekhnik Yogyakarta ambil Sastra Inggris, saya nyambi kerja sebagai tour guide. Kebetulan juga pemilik travel agency-nya orangtua teman kuliah saya. Jadi Alhamdulillah saya bisa bekerja di sana.”
“Dari situ saya nabung, nabung dan nabung. Setelah terkumpul, saya gunakan untuk mewujudkan impian saya pergi ke sebuah negara favourite, yaitu Maroko. Kenapa saya pilih Maroko? Karena untuk WNI bebas visa. So, lebih simple kan buat kita WNI? Dari perjalanan saya itu, saya coba tulis-tulis di blog pribadi, FB, Twitter dan saya pernah kirim juga ke KR, Alhamdulillah dimuat. Kebetulan juga saya suka baca dan nulis soalnya. Alhamdulillah-nya lagi, Allah mempermudah jalan saya. Ada sebuah penerbit yang membaca blog saya, lalu mereka meminta saya untuk membuat kisah perjalanan di Maroko. Kebetulan itu penerbit buku-buku religi dan sangat cocok dengan objek saya. Saya memang meng-explore sejarah Islam di Maroko. Kemudian, buku pertama saya terbit pada 2011 lalu dengan judul THE HISTORY OF ISLAM IN MARROCO. Alhamdulillah jadi best seller.”