Di Bawah Langit Malam

Adri Adityo Wisnu
Chapter #1

Chapter 1

Apa yang unik dari sebuah keluarga? Bahwa sebenci apapun kamu, semengesalkan apa kondisi yang harus kamu hadapi, merekalah satu-satunya tempat berpulang. Tempat bercerita bagaimanapun kondisinya. 

Pentingnya sebuah keluarga biasanya baru dirasakan ketika seseorang beranjak dewasa, ketika orang-orang yang dulu pernah disebut sebagai teman satu persatu meninggalkannya demi kepentingan dan kesibukan mereka masing-masing. Itulah yang dirasakan Nugi.

Kehadirannya seolah seperti tiba-tiba saja terlupakan oleh teman-temannya. Pun ketika Nugi menghubungi mereka untuk sekadar menanyakan kabar, jawaban yang didapat hanya alakadarnya. Akhirnya Nugi berhenti berusaha. 

Hari itu adalah hari ulangtahunnya yang ke 30, dan sesuai perkiraannya, tidak ada satupun teman atau kenalannya yang memberinya ucapan dan doa, termasuk orang-orang yang dahulu ia sebut sebagai sahabat, ataupun mereka yang selalu Nugi dengarkan keluh kesahnya. Bertahun-tahun sudah Nugi merasa dilupakan.

Hanya keluarganya yang dapat ia andalkan untuk menyelamatkannya dari rasa sepi yang menyesakkan itu. 

Malam telah tiba. Malam itu adalah malam yang indah. Bintang menghiasi langit yang kelam, dan deru angin memecah kesunyian. Nugi keluar ke halaman belakang rumahnya yang cukup luas, sembil menenteng satu karton berisikan enam botol bir dingin. Ia menghampiri sepasang kursi pantai yang diletakkan di teras belakang rumahnya.

“Nih, mas. Gue bawa ini.” Kata Nugi sambil duduk di salah satu kursi. Ia mengambil satu botol, membukanya, dan meletakkannya di samping kursi sebelahnya. Lalu ia membuka satu botol untuknya sendiri. “Lola sama Arga udah tidur. Gue belom ngantuk. Lagian, udah lama kita nggak duduk-duduk gini. Ngobrol sambil liatin langit.”

“Iya, udah lama.” kata seseorang yang menduduki kursi satunya. Ia adalah Kulan, kakak Nugi. 

Nugi menatap kakaknya lekat-lekat. Meskipun Kulan 8 tahun lebih tua dari Nugi, namun wajahnya terlihat jauh lebih muda dari adiknya. Seperti baru pertengahan umur 20an.

“Mas. Makasih udah dateng.” kata Nugi sambil kembali bersandar dan menatap langit.

“Selamat bertambah tua ya.” jawab kakaknya.

Lihat selengkapnya