Di Bawah Langit Ridha-Nya

Niam Muhammad
Chapter #5

Nasihat Dari Guru

Pagi itu, suasana di pesantren terasa sunyi meskipun aktivitas tetap berlangsung. Hasan mengawali harinya dengan hati yang berat. Ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan menghafal Al-Qur’an, tetapi fokusnya selalu terganggu oleh bayangan peristiwa terakhir.

Di aula utama, para santri berkumpul untuk mendengarkan ceramah dari Ustadz Ahmad. Ceramah kali ini tentang pentingnya menjaga lisan dan menjauhi fitnah. “Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan,” kata Ustadz Ahmad dengan suara tegas. “Ia tidak hanya merusak nama baik seseorang, tetapi juga menggerogoti nilai-nilai ukhuwah Islamiyah di antara kita.”

Setiap kata yang diucapkan Ustadz Ahmad terasa menusuk hati Hasan. Ia tahu bahwa ceramah ini bukan hanya untuk para santri, tetapi juga untuk dirinya sendiri. Setelah acara usai, Hasan mendekati Ustadz Ahmad.

“Ustadz, saya ingin berbicara,” kata Hasan.

“Silakan, Hasan. Aku sudah menunggu,” jawab Ustadz Ahmad sambil tersenyum tipis.

Di ruangan yang sepi, Hasan mengungkapkan segala hal yang ia rasakan. Ia menceritakan bagaimana gosip telah menghancurkan fokus belajarnya, bahkan membuatnya merasa terisolasi.

“Saya merasa bersalah meskipun saya tidak melakukan apa-apa, Ustadz,” ucapnya dengan mata yang basah.

Ustadz Ahmad menatap Hasan dengan penuh pengertian. “Hasan, setiap ujian datang dengan hikmah. Allah sedang mengujimu, menguji kesabaranmu, dan juga niatmu. Jika kau merasa goyah, kembalilah kepada-Nya. Jangan biarkan fitnah menghentikan langkahmu menuju kebaikan.”

Lihat selengkapnya