Di Bawah Langit Ridha-Nya

Niam Muhammad
Chapter #13

Titik Terang

Setelah kedatangan ayah Aisyah ke desa Hasan, percakapan mengenai lamaran Hasan semakin intensif di keluarga Aisyah. Ayahnya, yang sebelumnya ragu, mulai menunjukkan dukungan. Namun, ibunda Aisyah masih merasa ada hal yang perlu dipertimbangkan.

“Ayah, aku melihat ketulusan di mata Hasan. Dia benar-benar berusaha. Mungkin kesederhanaannya yang membuat kita ragu, tapi itu bukan kekurangan. Itu justru kekuatan,” kata ayah Aisyah kepada istrinya.

“Bagaimana jika usahanya tidak berhasil, Yah? Bagaimana jika Aisyah harus hidup susah?” balas ibunya, dengan nada cemas.

“Rezeki datang dari Allah, Bu. Kita tidak bisa menghakimi masa depan seseorang hanya dari apa yang dia miliki sekarang. Kita harus percaya pada kemampuan Hasan dan kepercayaan Aisyah kepadanya,” jawab ayahnya, mencoba melunakkan hati istrinya.

Aisyah yang mendengar percakapan itu merasa lega, tetapi ia tahu ibunya masih membutuhkan waktu untuk menerima keputusan ini sepenuhnya.

Di desa, Hasan terus mempersiapkan diri. Ia mengumpulkan dana untuk memperbaiki rumah keluarganya agar lebih layak sebagai tempat tinggal bersama Aisyah nanti. Ia juga melibatkan komunitas desa dalam usahanya, berharap bahwa keberhasilannya bisa membawa manfaat bagi banyak orang.

Namun, Fauzan, yang merasa posisinya semakin terancam, mulai merencanakan langkah terakhir untuk menjatuhkan Hasan. Ia menggunakan koneksi bisnisnya untuk menyabotase pasokan bahan baku yang digunakan Hasan dalam usahanya. Akibatnya, Hasan menghadapi keterlambatan produksi yang membuat usahanya hampir berhenti total.

“Ini ujian lagi,” pikir Hasan, mencoba tetap tenang. Ia segera mencari solusi dengan meminta bantuan teman-temannya di desa. Dengan kerja sama, mereka berhasil mengatasi masalah itu, meskipun harus mengorbankan sebagian keuntungan.

Lihat selengkapnya