Setelah berhasil mengatasi tantangan besar dalam usaha mereka, Hasan dan Aisyah mulai merencanakan langkah-langkah baru untuk masa depan. Hasan ingin memastikan bahwa usaha yang telah ia bangun bersama masyarakat tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang.
“Aisyah, aku berpikir untuk membuka pelatihan usaha bagi pemuda-pemudi desa. Banyak dari mereka yang ingin belajar, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana,” ujar Hasan saat mereka duduk bersama di ruang tamu.
Aisyah menatap suaminya dengan penuh kebanggaan. “Itu ide yang luar biasa, Hasan. Aku juga ingin berkontribusi. Mungkin aku bisa mengajarkan keterampilan lain, seperti menjahit atau menulis. Banyak ibu-ibu di desa yang ingin belajar, tapi merasa malu untuk bertanya.”
Hasan tersenyum. “Kau benar-benar pasangan yang sempurna, Aisyah. Bersamamu, aku merasa mampu melakukan apa pun.”
Dengan semangat baru, Hasan mulai merancang program pelatihan sederhana yang mencakup keterampilan dasar dalam berwirausaha. Ia mengundang Rifqi dan beberapa warga yang memiliki keahlian di berbagai bidang untuk menjadi pengajar.
“Rifqi, aku ingin pelatihan ini menjadi awal dari perubahan besar di desa kita. Bukan hanya untuk mereka yang sudah bekerja, tapi juga untuk anak-anak muda yang ingin belajar,” kata Hasan.
Rifqi mengangguk. “Aku setuju, Hasan. Ini langkah besar, tapi aku yakin kita bisa melakukannya.”
Pelatihan itu menjadi pusat perhatian masyarakat desa. Setiap akhir pekan, musala yang dulu hanya digunakan untuk mengaji kini dipenuhi oleh pemuda-pemudi yang antusias belajar. Aisyah, di sisi lain, memulai kelas kecil untuk ibu-ibu desa di rumahnya.
“Bu Aisyah, terima kasih sudah mengajarkan kami. Saya merasa lebih percaya diri sekarang,” ujar salah satu ibu setelah selesai belajar menjahit.
“Kita semua bisa belajar, Bu. Yang penting adalah kemauan. Saya hanya membantu membuka jalan,” jawab Aisyah sambil tersenyum.