Blurb
Seorang pemuda salih bernama Tristan datang melamarku, tetapi ayahanda menolaknya karena Tristan bukan dari kalangan bangsawan. Ayahanda malah menjodohkan ku dengan seorang pangeran dari trah Sumedang. Tak ingin dijodohkan lagi, aku nekat pergi dari rumah, mengembara mencari pemuda yang namanya tertulis pada sehelai daun pemberian Kakek Balya. Misi perjalananku adalah untuk mewujudkan mimpi menjadi nyata. Ternyata tak mudah, banyak halangan dan rintangan yang menghalangi jalan untuk mencapai tujuan.
Hidupku semakin rumit. Saat aku menemukan pria yang cocok, ayahanda malah menikahkan pria itu dengan anak tiri dari istri simpanannya. Hubungan ibunda dan ayahanda memburuk, aku mengalami depresi hingga ingin mengakhiri hidup. Sungguh ini sebuah perjalanan hati yang sangat panjang dan melelahkan, hingga sejauh ini belum juga kutemukan apa yang aku cari. Keraguan akan takdir serta kekuatan doa sempat kupertanyakan pada Allah.
Di ambang keputusasaan serta kelabilan, Uyut Syekh Amirullah membawaku kesebuah pesantren di Panembong, Garut. Impianku tentang jodoh idaman selama ini terlalu muluk, hingga Allah menguji dengan menghadirkan sosok Reksa, seorang sultan yang memiliki masa lalu kelam, sulit rasanya untuk ku terima. Ia datang bukan semata-mata hanya menawarkan cinta, ia pun menawarkan kebersamaan.
Benarkah Reksa sosok pemuda yang namanya tertulis pada daun pemberian Kakek Balya?
Inilah saatnya keikhlasanku di uji, siapkah aku menerima pria yang tak sesuai dengan ekspetasi tentang jodoh selama ini?