Tetapi bukankah Allah selalu punya cara untuk mempertemukan sepasang hati yang lama terpisah jauh, meski itu terasa mustahil bagi kita. Namun apa salahnya berharap. ~ Putri Zianka~
Sebenarnya sehabis subuh, aku hendak menuntaskan rasa penasaran perihal cerita Adel tadi, tetapi ia sibuk mencuci pakaiannya, mandi dan menyiapkan berbagai keperluanku untuk pekerjaan hari ini, termasuk menyiapkan novel-novel yang sudah dipesan pembeli dan sudah dibubuhi tanda tanganku.
Jadi sambil menunggu ia menyelesaikan pekerjaannya, aku menyempatkan diri menuliskan beberapa bait pesan cinta teruntuk seseorang yang aku yakini akan menjadi imam dan ayah bagi anakku kelak.
Sebab aku bukan seorang pendongeng yang pandai bercerita, jadi lebih baik menulis saja dan memberikan buku ini untuk dia baca, supaya dia tahu bukan hanya dia yang mencari, tetapi aku juga berjuang mencari jalan pertemuan yang penuh lika-liku serta lambatnya waktu berjalan.
Teruntuk kekasih masa depan.
Assalamualaikum, kekasih hati.
Akan kujelajahi dunia ini untuk mencari tempat yang serupa dengan yang kutemui di dalam mimpi. Akan kucari engkau kesegala penjuru mata angin, akan kutelusuri setiap jejak yang kau tinggalkan di dalam mimpi demi bisa menemukanmu dan memastikan bahwa kau ada. Mungkin ini gila, tetapi aku akan lebih gila lagi bila gagal menemukanmu.
Meskipun nanti saat kutemukan kau, telah ada seseorang yang mendampingimu, tak mengapa. Sungguh. Aku akan baik-baik saja, Insya Allah. Aku ikhlas melepasmu dengan wanita pilihanmu itu. Paling tidak aku telah membuktikan kepada banyak orang bahwa mimpiku bukan mimpi biasa, aku tidak gila, tidak sedang berimajinasi atau berhalusinasi.
Aku meyakini mimpi sebagai sebuah petunjuk yang Allah berikan. Bukankah Allah memberikan petunjuk dengan berbagai cara, salah satunya melalui mimpi.
Namun bila saat aku menemukanmu, kau masih sendiri. Aku berharap, akulah satu-satunya wanita yang kau cari selama ini dan satu-satunya wanita yang kau cintai. Mungkin benar, kau adalah kekasih terbaik pilihan Allah untuk menggenapi hidup dan agamaku.
Untukmu, penghias mimpi.
Kau adalah anak sang waktu yang bersembunyi dalam sebuah rahasia takdir dan mimpi. Kau adalah ujian dalam perjalanan takdirku menuju mahabbah sejati. Kau tak akan bisa sendirian tanpa aku, sebab aku rusukmu yang akan membuatmu berdiri makin tangguh.
Aku napas dibawah sayapmu yang akan membuatmu mampu terbang lebih tinggi menuju jannah-Nya. Aku bahu untukmu melepaskan penat kala kau pulang dari jihad menghidupi kami.
Kau adalah anak sang waktu yang terlahir untuk menemaniku. Aku butuh jiwamu sebagai cermin hidupku, kau pun membutuhkan jiwaku untuk menjadi cermin kehidupanmu. Kau tahu, aku merasakan betapa beratnya pencarianmu atas diriku, kau juga harus tahu betapa beratnya riyadhoh yang ku jalani untuk merayu Sang Khalik, merayu sang waktu agar membukakan tabir hitam penghalang pertemuan kita.
Aku pun merasakan kelelahanmu saat menempuh perjalanan kehidupan yang panjang, penuh dengan onak dan duri serta kemelut rasa yang rumit, aku bisa merasakan setiap helaan napasmu dipanjangnya untaian doa yang kau munajatkan di setiap sepertiga malam bahkan menjelang fajar menyingsing. Aku merasakan getirnya kerinduan yang mengaduk-aduk isi kalbumu hingga getarannya menyentuh sanubariku.
Ya, aku bisa merasakan semua yang kau rasakan disepanjang langkahmu untuk menemukanku. Kau tahu saat jiwamu terluka, di sini aku pun merasakannya. Saat jiwamu merindu maka aku di sini pun merasakan geloranya. Kita adalah satu jiwa yang berada dalam tubuh yang berbeda, kita adalah satu hati yang berada di dua tubuh yang berbeda.
Kau adalah Kaf dan aku adalah Nun, yang kelak akan bersatu menjadi KUN, satu jiwa, satu hati, satu misi, kemudian terlahirlah buah hati dari penyatuan dua benih Kaf dan Nun. Benih kehidupan baru untuk peradaban baru.
Aku pun tahu. Kau juga pasti merasakan sakitnya duri kerinduan yang melesak masuk ke dalam jantungku, hingga airmataku habis dan aku kebas akan rasa sakit. Aku tak pernah berdiam begitu saja menunggumu di rumah. Aku nekat menempuh perjalanan panjang untuk membuktikan pada semua orang bahwa kau ada di alam nyata ini, bukan hanya mimpi yang menghiasi malam-malam panjangku selama ini.
Untukmu cintai sejati.
Kelak bila kita telah bertemu. Duduk bersanding dalam satu kursi dan tertidur dalam satu ranjang yang sama, atau duduk di teras taman berdua dengan dua gelas wedang jahe hangat atau kopi hitam tanpa gula bersama kudapan manis kesukaan kita berdua, sembari menikmati romantisnya senja yang tengah bercengkrama bersama lembayung jingga.