Di Hadapan Cinta Semua Tubuh Sama

Oleh: Ade Mulyono

Blurb

Apakah perpisahan yang pedih telah mengajarinya, bahwa Gibran lelaki yang sangat dicintainya itu ialah sejatinya cinta. Sebenar-benarnya cinta. Sebuah cinta yang tidak meminta. Cinta yang tidak bersyarat. Cinta yang tidak mengenal agama, sebab di hadapan cinta semua tubuh sama. Setara. Cinta yang tidak butuh ritual, upacara, maupun mantra. Percayalah, tanpa semua itu cinta tidak akan turun dari singgasananya. Cinta akan tetap sebagaimana mestinya: suci, tinggi, dan terhormat. Jika Gibran mempercayai itu, pada akhirnya Marwah pun mempercayainya.

Lihat selengkapnya