Di Ujung Ambisi dan Cinta

Niam Muhammad
Chapter #10

Antara Cinta dan Prinsip

Hubungan Fadli dan Alina yang baru saja dimulai langsung dihadapkan pada tantangan besar. Pagi itu, di ruang makan keluarga Darmawan, Pak Darmawan menyampaikan keputusan yang mengejutkan Fadli.


“Aku memutuskan untuk mengurangi porsi kerja sama dengan Prima Consulting. Kita akan mencari konsultan lain untuk bagian strategi pasar baru,” katanya tegas.


Fadli yang sedang menikmati sarapan hampir tersedak mendengar itu. “Apa? Kenapa tiba-tiba seperti ini, Pak? Alina dan timnya sudah bekerja keras untuk proyek ini.”


Pak Darmawan meletakkan sendoknya dengan perlahan. “Aku tidak sepenuhnya yakin dengan Alina. Bagaimanapun juga, sejarah keluarganya dengan kita terlalu sulit untuk diabaikan.”


“Pak, bukankah kita sudah sepakat untuk memberinya kesempatan? Alina membuktikan dirinya dengan proposal yang brilian,” balas Fadli, mencoba mengendalikan emosinya.


“Memang. Tapi aku tetap merasa ini risiko yang terlalu besar,” jawab Pak Darmawan dengan nada datar.


Fadli tahu, berdebat dengan ayahnya hanya akan memperburuk keadaan. Namun, di dalam hatinya, ia tidak bisa menerima keputusan itu begitu saja.


Sore harinya, Fadli bertemu dengan Alina di sebuah kafe dekat kantor Prima Consulting. Wajah Alina tampak cerah, tidak menyadari apa yang baru saja diputuskan oleh Pak Darmawan.


“Ada apa? Kamu terlihat serius,” tanya Alina sambil menyeruput kopinya.


Fadli menghela napas panjang sebelum menceritakan semuanya. Ekspresi Alina perlahan berubah, dari bingung menjadi kecewa.


“Jadi, ayahmu ingin mengurangi porsi kerja sama dengan timku?” tanyanya pelan.

Lihat selengkapnya