Di Ujung Hujan

Anggri Saputra
Chapter #3

Bab 3

Runi membaca pesan yang dia terima dari Danu. Singkat saja, Danu memberitahukan tak bisa datang karena ada urusan keluarga. 

Sungguh sebuah alasan yang membuat Runi kecewa, karena tak ada penjelasan lebih lanjut tentang urusan keluarga yang dimaksudkan Danu. 

Andai saja Runi tahu, jika Danu bertemu gadis lain, dia akan lebih kecewa lagi.

'Ante, seru! Lagi, lagi ya!" 

Runi tersadar dari pikiran menduga-duganya akan isi pesan Danu. Apa prianya itu bicara jujur atau berbohong.

"Iya, apa Roy?" tanya Runi dengan tangan mengusap kepala Roy.

Roy telah berganti permainan, setelah dua kali putaran naik kuda di komidi putar, dia meminta main mobil-mobilan yang hanya bisa naik-turun tanpa harus melaju kencang.

"Mau lagi, tapi .... " Roy menatap Rubi aneh.

Runi melihat kening Roy berkrenyit, wajah keponakannya itu pun sedikit memerah.

"Kamu sakit perut?" tanya Runi tegas.

"Iya, Ante. Mau keluar!" Roy mengangguk.

Runi buru-buru memasukan ponselnya ke dalam tas tangan. Dia lalu menurunkan Roy dari mobil-mobilan.

Dengan langkah tergesa-gesa, Runi menuju toilet Mall. Dia tampak berjalan tanpa ragu, seperti tak mempermasalahkan keadaan Roy yang harus buang hajat besar.

Padahal Runi tak akan mungkin bisa mengajak Roy memasuki toilet khusus wanita, pilihannya ya toilet pria. Tapi tenang saja, uang akan berbicara dan mempermudah urusan, tinggal meminta tolong petugas kebersihan Mall yang berjaga di toilet dan berikan uang terima kasih, segalanya akan beres.

Hanya saja urusan dunia tak selalu mudah dan Runi mendapatkan kesulitannya. Petugas kebersihan tak ada di tempat, baik yang pria maupun yang wanita.

Runi mulai cemas, karena dia tak mungkin mengajak Roy masuk ke toilet wanita. Sebab tak semua orang akan mengerti dan paham kesulitan yang dia hadapi. Memilih masuk ke toilet pria pun itu tak akan mungkin.

"Ante." Roy menarik ujung baju Runi.

"Aduh, tunggu ya Roy! Tahan dulu, bisa kan?" Runi mulai cemas dan bingung.

Sebenarnya bisa saja Runi memakaikan Roy popok, tapi anak itu sudah tak mau karena merasa tak nyaman. Jadi saat ini Runi benar-benar bingung.

"Ante, ayo masuk!" Roy menarik lagi ujung baju Runi.

"Jangan Roy, kita tunggu Oom penjaga toilet dulu, ya!" pinta Runi.

"Tapi Ante .... " Roy ingin menangis. Dia kesakitan menahan isi perutnya agar tak keluar.

Runi pun menengok ke belakang, wah kebetulan ada seorang pria muda yang tampaknya menuju toilet.

Lihat selengkapnya