Di Ujung Hujan

Anggri Saputra
Chapter #4

Bab 4

"Ante, Oom tadi baik," ucap Roy di dalam mobil.

Runi menghapus air liur Roy yang menetes turun.

"Oh, iya. Roy suka dia?" tanya Runi.

Roy mengangguk.

Mereka dalam perjalanan pulang. Kali ini Runi memilih menggunakan taksi dengan ciri khasnya warna biru muda dan memiliki simbol burung. Dia tak mau kejadian saat berangkat terulang lagi.

Meski tak menutup kemungkinan supir taksi yang dia naiki akan bersikap baik pada Roy, tapi selama perjalanan berlangsung tak ada ucapan kasar menyakitkan hati yang terucap.

"Ante mobil polisi." Roy menunjuk ke luar melalui jendela.

"Memang mau jadi polisi ya?" tanya supir taksi pada Roy, setelah selama ini bungkam dan fokus mengemudi.

"Iya, Kek," jawab Roy.

Runi kaget, bisa-bisanya Roy panggil si supir kakek.

"Hahaha, pas sekali. Oya, Mbak berapa usia keponakannya?" tanya si supir tanpa menengok ke belakang.

"Sepuluh tahun Pak. Maaf ya, dipanggil Kakek sama keponakan saya," ucap Runi sambil memberikan ponselnya ke tangan Roy.

Setelah menjawab pertanyaan si supir taksi, Roy memberi kode meminta ponsel pada Runi. Seperti biasanya, Roy kalau tak main game pasti menonton video lagu anak atau kartun.

"Kebetulan saya juga seorang Kakek, Mbak. Cucu saya dua, yang besar sepuluh tahun dan yang kecil baru enam tahun. Kalau saja anak kedua saya mau nikah, mungkin cucu nambah lagi," jelas si supir.

Runi mengangguk.

"Ante, mobil polisi!" Roy memperlihatkan ponselnya.

Runi menengok, dia melihat video kartun mobil polisi yang sedang ditonton Roy. Riwayat pencarian memudahkan Roy menemukan kartun itu.

"Oya, Mbak sudah punya pacar belum?" tanya si supir tiba-tiba.

"Memangnya kenapa Pak?" tanya Runi kaget.

"Kalau Mbak masih kosong, saya mau kenalin ke anak. Sepertinya Mbak itu kriteria dia," terang si supir.

"Wah, memangnya saya cantik Pak?" tanya Runi sambil menghapus air liur Roy lagi.

Kali ini Roy duduk dengan kaki diangkat ke atas, naik ke kursi belakang.

Lihat selengkapnya