Di Ujung Hujan

Anggri Saputra
Chapter #9

Bab 9

Roy seakan ada di rumahnya sendiri, tanpa malu-malu dia duduk di bangku teras, bangku kayu model lama. 

Saat Roy duduk, hujan turun sangat deras. Tatapan matanya pun tertuju ke jalan seperti mencari sesuatu. Untung yang dia cari tidak ada, yakni anak sepantaran dirinya atau jauh lebih kecil yang bermain hujan. Jika ada, dia akan ikut hujan-hujanan.

Tetapi kalau itu yang terjadi, tentu Runi dan lainnya tak akan kesusahan mencari Roy. 

Roy lalu bernyanyi, dia nyanyikan lagu 'hujan' yang dia sering dengar dari Runi.

Suara Roy sebenarnya cukup keras, tapi bunyi hujan turun ke bumi jauh lebih keras lagi.

Namun bukan berarti penghuni rumah yang sedang berada di dalam tak mendengar suara Roy.

"Eh, siapa yang nyanyi tuh? Seperti dari teras?"

Seorang pria muda terlihat berdiri di ruang tamu. Di tangan kirinya terlihat sebuah ponsel, lalu di telinganya ada headset tanpa kabel. 

Pria itu salah satu penghuni rumah, namanya Aditya, baru pindah pagi tadi, ketika subuh baru berakhir. 

Saat itu Aditya sedang mendengar musik, tapi karena ingin mengambil minum, dia matikan ponselnya dan bersiap untuk melepas headset di telinganya. Eh, tahunya dia mendengar suara anak kecil bernyanyi. 

"Buset, mana fals lagi suaranya, menang kenceng doang!" Aditya tersenyum sendiri.

Lalu Aditya melepas headset dari telinganya, kemudian benda itu bersama dengan ponselnya dia taruh di atas meja. Setelahnya dia pergi menuju pintu untuk membuka dan melihat apa tebakannya ada seseorang di teras rumah atau tidak.

Begitu pintu terbuka, Aditya melihat Roy menengok ke arahnya.

Roy menengok karena mendengar suara derit pintu.

"Hai, Oom," sapa Roy dan tak lupa air liurnya mengalir turun.

Aditya tersentak heran, kok bisa ada anak kecil berada di teras rumahnya. Terus juga anak yang jadi tamu tak diundang ini seperti menderita cacat lahir. Di tambah di atas lantai teras itu ada genangan air kecil, itu bukan tetesan air hujan dari genteng yang bocor.

"Oh, kamu siapa?" tanya Aditya yang lantas berjongkok.

Aditya tak hanya berjongkok, tapi tanpa rasa jijik dan ragu tangannya mengambil sapu tangan Roy. Dengan sapu tangan yang terpasang di baju Roy, dia menghapus air liur anak itu.

"Roy. Ganteng kan?" Roy mendadak memuji dirinya sendiri.

Roy jarang melakukan hal ini, kecuali dia merasa aman dan nyaman dengan seseorang. Sepertinya hati kecilnya tahu, pria yang berada di dekatnya ini orang baik.

Lihat selengkapnya