Malam turun bersama aroma tanah basah, menyelinap ke sela napas yang tenang. Hujan tidak datang sebagai gangguan, melainkan sebagai lagu yang tak terlihat, menenangkan segala riuh di dalam kepala. Setiap tetesnya seperti mengetuk pintu hati, mengajak kita duduk diam dan mendengar cerita alam yang jarang diperhatikan. Dalam deras yang teratur, aku mendengar sesuatu yang tak kasatmata seperti kehadiranmu, yang datang tanpa suara namun meninggalkan jejak yang tak pernah hilang.
Hujan malam ini bukan sekadar cuaca, ia adalah jeda yang mengajarkan arti melepaskan. Ia jatuh di atap, di jalan, di dedaunan, seakan dunia sedang menulis ulang semua kesedihan yang pernah kita simpan. Dan di tengah serenadanya, aku menemukan diriku bersyukur, karena pernah mengenalmu, karena masih bisa merindumu tanpa takut kehilangan, karena hujan mengingatkanku bahwa tak semua yang jatuh berakhir sia-sia. Ada yang jatuh untuk menumbuhkan, ada yang datang untuk menyembuhkan. Seperti malam ini, yang menyentuh hati dengan tenang, tanpa bertanya apa yang hilang, hanya mengajak untuk merasakan, lalu diam-diam menguatkan.