Ada ruang yang hanya bisa ditempuh ketika mata terpejam, tempat semua batas dunia hilang dan hati bicara tanpa takut dihakimi. Di ruang itu, aku sering bertemu denganmu, bukan sebagai bayangan yang samar, tetapi sebagai sosok yang begitu nyata hingga aku nyaris lupa bahwa semua hanyalah mimpi. Mimpi tentangmu bukan sekadar pelarian, melainkan jembatan yang menghubungkan rinduku pada kehadiranmu, sebuah tempat di mana waktu tidak lagi menjadi musuh, dan jarak kehilangan kuasanya.
Dalam mimpi, kita berjalan berdampingan tanpa suara, berbagi tawa yang tak pernah terdengar di dunia nyata, dan saling menggenggam tangan tanpa rasa takut akan kehilangan. Ada ketenangan yang hanya bisa ditemukan di sana, seolah semesta tahu bahwa hati ini butuh sedikit keajaiban agar tidak goyah menghadapi kenyataan.
Aku tidak tahu apakah mimpi tentangmu adalah cara semesta mengajarkan arti merelakan atau sekadar hadiah kecil untuk hati yang terus berharap. Yang pasti, setiap kali terbangun, ada rasa hangat yang bertahan, meski wajahmu perlahan memudar dari ingatan.