Acara resepsi pernikahan Danang Danuato dan Dini Kusumawardani belum dimulai. Tempat ruang resespsi pernikahan itu juga masih sepi, belum ada seorang pun tamu undangan yang datang, tapi seorang wanita cantik dengan busana dan dandanan yang perfeck, sempurna untuk menghadiri acara undangan telah memasuki ruang resepsi itu. Lalu dengan langkah-langkah anggun ia mendekati puadai hingga jarak kira-kira lima tindak lagi, ia menghentikan langkah. Kemudian dengan wajah sendu ditatapnya puadai pengantin itu dan sejenak kemudian matanya sebak, teringat ia pada lika-liku hidup Danang yang penuh duka, penuh luka. Tapi kini, Alhamdulillah semua telah berakhir. Sesaat lagi Danang berdampingan dengan pujaan hatinya, Dini akan duduk di puadai yang tampak mewah dan anggun itu. Seulas senyum tipis pun terlukis di bibir wanita cantik itu dan dengan suara lirih, sangat lirih, ia berucap: “Semoga pernikanmu dengan Dini abadi sampai di akhir nanti, Nak. Dan semoga pula kebahagiaan selalu melingkupi mahligai rumah tanggamu, Danang...”
Kemudian wanita itu, Tika—Kartika Kurniawati—menyusut matanya yang sebak dengan tisu yang dari tadi memang telah digenggamnya...
***