DI UJUNG PRAHARA

Nuraini Mufidah
Chapter #11

#10 Penghargaan untuk Danang

Akhirnya, pagelaran Malam Kesenian itu pun tiba. Penontonnya membludak, karena bukan hanya dihadiri oleh warga kampung itu saja, tapi juga dihadiri oleh warga kampung-kampung lainnya—utamanya anak-anak muda—yang haus pada hiburann gratis yang bermutu. Tentu hal ini melegakan Danang dan semua anggota panitia, tak terkecuali Pak Miswar dan semua Dewan Pengurus Masjid Al Jihad. Apalagi para pejabat yang diundang juga berkenan hadir, meski ada beberapa di antaranya yang diwakilkan. Tapi hal itu memang tidak terlalu penting. Yang penting, mereka—para pejabat itu—berkenan menyumbangkan dana yang tidak kecil dan semuanya terkumpul satu milyar tiga ratus juta rupiah. Jumlah yang cukup fantastis. Karena dengan begitu acara Malam Kesenian itu memenuhi target yang direncanakan. Dan dengan demikian tentu pembangunan Masjid Al Jihad akan dapat segera rampung.        

***

    Dua hari setelah acara Malam Kesenian yang sukses itu, diadakan syukuran sekaligus pembubaran panitia pelaksananya. Tentu saja Pak Miswar dan semua Dewan Pengurus Masjid Al Jihad—yang selama masa persiapan dan pelaksanaan Malam Kesenian itu bertugas sebagai pendamping—ikut hadir. 

    Seperti lazimnya, acara dibuka oleh MC, yang kali ini dipercayakan pada Lia. Setelah itu MC mempersilakan Danang—selaku Ketua Remaja Masjid Al Jihad sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Malam Kesenian—untuk memberi kata sambutan.

    Dalam sambutannya, tak banyak kata-kata yang diucapkan oleh Danang, yang intinya mengucap syukur karena pagelaran Malam Kesenian itu berlangsung dengan sukses. Sukses dalam pertunjukkannya, sukses dalam jumlah penontonnya, juga sukses dalam jumlah dana yang berhasil terkumpul. Untuk itu puji syukur wajib dihaturkan pada Allah Yang Maha Pemurah yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam pelaksanaan pagelaran Malam Kesenian itu.

    Sambutan berikutnya dipersilakan pada Bapak Miswar selaku Ketua Dewan Masjid sekaligus sebagai Kepala Pendamping anak-anak remaja, dari masa persiapan sampai pelaksanaan Malam Kesenian itu. Dalam kata sambutannya Pak Miswar mengucapkan banyak terima kasih pada Danang yang telah punya inisiatif mendirikan Perkumpulan Remaja Masjid, juga punya inisiatif untuk menyelenggarakan Malam Kesenian guna menggalang dana untuk merampungkan pembangunan Masjid Al Jihad. Tentu Pak Miswar juga berterima kasih pada semua anggota panitia yang telah bekerja dengan keras, sehingga pelaksanaan Malam Kesenian itu dapat berlangsung dengan sukses. Dan karena jumlah uang yang berhasil dikumplkan sangat banyak, sebagai ucapan terima kasih Pak Miswar selaku Ketua Dewan Masjid—dan telah pula disetujui oleh semua Anggota Dewan Masjid—akan memberikian uang sebesar sepuluh juta pada anak-anak remaja anggota panitia Malam Kesenian itu, yang harap dianggap sebagai pengganti uang lelah. Tapi anak-anak remaja itu langsung menolaknya, mereka semua menganggap, hanya Danang yang berhak menerima uang lelah itu, apalagi Danang juga sangat memerlukan uang, untuk cita-citanya melanjutkan kuliah. (Semua anak-anak remaja itu memang telah tahu kalau Danang disia-sia kan oleh Ayahnya.)

    Danang mengucapkan terima kasih atas penghargaan dan penghormatan yang diberikan padanya itu, tapi ia juga menolak pemberian uang itu, biarlah semua uang itu dipergunakan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid Al Jihad.

    “Bukan saya menolak rejeki. Tapi karena Allah telah memberi saya sumber rejeki yang lain,” kata Danang selanjutnya. “Sewaktu saya sedang ikut sibuk mempersiapkan Malam Kesenian yang baru berlalu itu, saya telah dapat surat dari sahabat saya waktu mondok di pesantren, yang meminta saya agar mau menjual kaligrafi-kaligrafi karya saya ke percetakan milik Bapaknya.”

    Semua yang hadir—tanpa terkecuali—spontan bertepuk tangan. Rupanya mereka semua ikut gembira mendengar Danang akan segera punya sumber penghasilan. Karena hal itu berarti tahun depan Danang akan dapat melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Lihat selengkapnya